Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) berhasil membukukan laba Rp 11,7 triliun di sepanjang 2012. Laba ini hanya naik 8,3% dari sebelumnya Rp 10,8 triliun.
"Meski ada perlambatan perekonomian global, ternyata ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh," ucap Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja, pada paparan kinerja di Hotel Kempinsky, Rabu, (27/3).
Ia mengatakan, pertumbuhan laba ini dikontribusi antara lain dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit.
Dana masyarakat yang dihimpun tumbuh 14,5% dari Rp 323,4 triliun menjadi Rp 370,3 triliun. Sedangkan, porsi dana murahnya masih memegang porsi terbesar yakni 80,3% atau Rp 297,3 triliun.
Kemudian, kredit meningkat 27% dari Rp 202,2 triliun menjadi Rp 256,7 triliun. Ini dengan rincian kredit konsumer tumbuh 37,1% menjadi Rp 68,9 triliun. Lalu kredit komersial dan Usaha Kecil Menengah (UKM) tumbuh 28,4% jadi Rp 28,4 triliun. Dan terakhir, kredit korporasi naik 18,1% ke posisi Rp 84,8 triliun.
Rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) pun tercatat baik. NPL gross menurun sedikit dari 0,5% di 2011 menjadi 0,4% di 2012. Sedangkan, NPL net bertahan di posisi 0,2%.
Di tahun ini, BCA tidak akan menargetkan kreditnya tumbuh seperti tahun lalu. Bank terbesar ketiga di Indonesia hanya menargetkan pembiayaannya tumbuh sekitar 18%-20%.
Jahja menyebut, ini dikarenakan pengaruh kenaikan upah regional. "Tapi ini seperti dua mata pisau," ujarnya.
Ia mengatakan, meningkatnya upah regional tersebut dapat menekan margin bank. Namun, dengan bertambahnya upah tersebut, diharapkan konsumsi masyarakat juga akan meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News