Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Permata Tbk mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 56,18% secara tahunan pada paruh pertama 2018. Dalam laporan keuangan, bank ini mencatatkan laba bersih Rp 270,25 miliar pada Juni 2018. Sebagai perbandingan, pada Juni 2017 Bank Permata meraup laba bersih hingga Rp 616,73 miliar.
Penurunan laba ini disebabkan karena biaya operasional yang naik 35,58% yoy menjadi Rp 2,6 triliun dari periode sama tahun 2017 Rp 1,9 triliun. Sedangkan pendapatan bunga bersih hanya naik 2,87% yoy menjadi Rp 2,7 triliun dari periode sama 2017 Rp 2,6 triliun.
Sedangkan aset bank ini tumbuh 10,24% yoy menjadi Rp 159,06 triliun pada Juni 2018. Adapun penyaluran kredit Bank Permata tumbuh dua digit yakni 11% year on year (yoy), dari Rp 92,7 triliun di bulan Juni 2017 menjadi Rp 103,2 triliun di bulan Juni 2018.
Adapun kontribusi terbesar pada penyaluran kredit berasal dari kredit ritel maupun korporasi. Secara kualitas kredit, rasio NPL gross dan NPL net di bulan Juni 2018 sebesar 4,3% dan 1,5%. Rasio NPL ini menurun dari periode sama 2017. Bank Permata mencatatkan NPL gross dan nett yang sebesar 4,7% dan 1,8% pada Juni 2017.
Perbaikan NPL ini merupakan buah hasil dari upaya Bank Permata menjaga kualitas kredit melalui penagihan, restrukturisasi, dan likuidasi kredit bermasalah secara intensif. Hal ini mampu menurunkan biaya cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif sebesar 13% dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi sebesar Rp 1,1 triliun.
"Di semester I 2018, disamping pertumbuhan kredit yang menjanjikan dan pengelolaan good book yang terus membaik. Bank Permata juga secara intensif meningkatkan keunggulan teknologi melalui peluncuran PermataMobile X, yang merupakan aplikasi mobile banking revolusioner di pasar," ujar Direktur Utama Permata Bank Ridha DM Wirakusumah dalam keterangan tertulis, Selasa (14/8).
Ridha melanjutkan, pihaknya juga telah meluncurkan berbagail fitur-fitur digital mutakhir seperti Facial ID, Touch ID dan Voice ID.
Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sepanjang 2018 mencapai Rp 103,95 triliun. Adapun DPK pada Juni 2017 hanya Rp 93,21 triliun. Artinya DPK Bank Permata tumbuh 11,52%.
Ridha menyatakan, di sisi likuiditas masih terjaga. Ini tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) sebesar 86%. Dana murah (CASA) naik sebesar 4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Ridha menambahkan posisi permodalan Bank Permata juga semakin kuat dengan selesainya penjualan seluruh penyertaan saham di PT Astra Sedaya Finance. Ini tercermin dari penguatan rasio common equity tier 1 (CET-1) dan capital adequacy ratio (CAR) masing-masing sebesar 17,2% dan 19,6%, dibanding 15,4% dan 18,9% pada periode yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News