kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit perbankan lesu, pembiayaan lewat pasar modal justru melesat


Kamis, 16 September 2021 / 12:25 WIB
Kredit perbankan lesu, pembiayaan lewat pasar modal justru melesat
ILUSTRASI. OJK mencatat penghimpunan dana lewat pasar modal hingga Agustus 2021 mencapai Rp 257,9 triliun.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan pelaku usaha tahun ini tampaknya semakin beralih dari perbankan ke pasar modal. Itu tercermin dari penghimpunan dana di pasar modal yang meningkat signifikan sementara penyaluran kredit baru tumbuh tipis. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa penghimpunan dana lewat pasar modal hingga Agustus 2021 mencapai Rp 257,9 triliun dari 129 penawaran umum. Penghimpunan dana ini meningkat tajam dari Rp 166,9 triliun.

Pendanaan di pasar modal ini terdiri dari Rp 118 triliun pendanaan lewat penawaran umum perdana (IPO), Rp 157,4 triliun penawaran umum terbatas (rights issue) dan penawaran efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) sebesar Rp 69,5 triliun. 

"Meskipun pembiayaan di perbankan tidak sesuai ekspektasi karena mobilitas yang masih terbatas  sehingga deman kredit belum banyak, namun rising fund di pasar modal luar biasa. Ini menunjukkan optimisme semakin kuat ke depan terutama di sektor-sektor yang menjanjikan," ungkap Wimboh Santoso Ketua Dewan Komisioner OJK dalam paparan virtual, Rabu (15/9).

Baca Juga: Mulai ekspansi, sejumlah bank ini tengah menyiapkan rencana akuisisi

Dia mengatakan, penghimpunan dana di pasar modal tersebut banyak datang dari sektor-sektor yang berkaitan dengan startup digital. Sepanjang tahun ini, sudah ada 35 emiten baru yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Potensi penghimpunan dana di pasar modal masih sangat besar hingga akhir tahun. Wimboh bilang, masih ada pipeline sebanyak 80 penawaran umum untuk dieksekusi dalam beberapa bulan ke depan dengan total nilai mencapai Rp 40,79 triliun. Menurutnya, jumlah ini masih akan terus bertambah. 

Pertumbuhan investor pasar modal tahun ini memang semakin menggembirakan.  Investor ritel terus menunjukkan antusiasme dimana per akhir Agustus jumlahnya sudah mencapai 6,1 juta investor atau meningkat 99% secara year on year (yoy). "Investor ritel ini didominasi kelompok usia di bawah 30 tahun," ungkap Wimboh.

Wimboh menilai peningkatan investor ritel tersebut disebabkan semakin terbatasnya ruang belanja di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Sehingga dana-dana yang tidak dibelanjakan dialihkan untuk berinvestasi di pasar modal termasuk saham. Dari sisi investor asing hingga akhir Agustus juga masih mencatatkan net buy di pasar saham.

Baca Juga: BEI perkirakan ada 66 pencatatan efek untuk semua instrumen hingga akhir tahun

Sementara kredit perbankan per Juli 2021 baru tercatat tumbuh 0,5% secara yoy dan 1,5% secara year to date (ytd).  Pertumbuhan ini masih ditopang oleh BPD dan bank BUMN. Sedangkan bank swasta nasional dan bank asing masih mencatat kontraksi kredit.

OJK mencatat sebetulnya penyaluran kredit baru sudah cukup besar yakni mencapai Rp 1.439 triliun. Namun, di saat yang sama terjadi pelunasan kredit sebesar Rp 1.332 triliun dari korporasi-korporasi besar yang memiliki likuiditas longgar dan belum membutuhkan banyak modal kerja.

Melihat kondisi ini, Wimboh mengatakan, pembiayaan tidak hanya akan didorong lewat perbankan. OJK akan mendorong pembiayaan lewat pasar modal melalui security crowdfunding. "Kami akan dorong untuk perusahaan startup yang punya perjanjian kontrak dengan pemerintah untuk diagunkan ke pasar modal lewat security funding. Karena kalau ke bank mereka pasti sulit karena bank juga ada manajemen risiko," pungkas Wimboh. 

Baca Juga: Rencana penerbitan saham dan surat utang di BEI mencapai Rp 151 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×