kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit produktif BPD masih tersendat


Kamis, 24 Januari 2019 / 16:52 WIB
Kredit produktif BPD masih tersendat


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga November 2018 penyaluran kredit produktif Bank Pembangunan Daerah (BPD) masih minim. Dari total penyaluran kredit sebesar Rp 413.150 triliun, rasio kredit produktif BPD hanya mencapai 30,04% atau senilai Rp 124.163 triliun.

Beberapa bankir daerah yang dihubungi Kontan.co.id mengakui, penyaluran kredit produktif masih menjadi tantangan bagi BPD.

"Masih ada terkait SDM yang kompeten menangani kredit UMKM dan korporasi, struktur bisnis dan risk management kredit untuk memenuhi two eyes principle, dan SOP sesuai prinsip prudential banking," Direktur Bisnis Ritel dan Unit Usaha Syariah Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Hanawijaya, Kamis (24/1).

Makanya ia bilang, bahwa BPD memang perlu melakukan investasi untuk meningkatkan kompetensi. Bank Jateng sendiri diakui Hana telah memulai hal tersebut sejak empat tahun lalu. "Hanya saja dengan perubahan struktur organisasi dan SOP tersebut, bukan beraeti BPD mesti meninggalkan kredit konsumtif yang merupakan core bisnisnya," lanjutnya.

Sementara sepanjang 2018, ia bilang rasio kredit produktif Bank Jateng telah mencapai 37,66% dengan nilai Rp 17,28 triliun dari total penyaluran kredit senilai Rp 45,88 triliun. Sedangkan pada 2019, Bank Jateng punya target pertumbuhan kredit produktifnya bisa mencapai 34,67%, sehingga rasionya terhadap total penyaluran kredit menyentuh 43,29%.

Pemenuhan target tersebut, kata Hana akan dilakukan Bank Jateng melalui perluasan pembiayaan infrastruktur serta meningkatkan kredit UMKM melalui peningkatan jaringan Unit Layanan Mikro milik perusahaan.

Corporate Secretary PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) Muhammad Asadi Budiman juga mengakui hal tersebut. "Kami melihat BPD sedang dalam proses untuk meningkatkan penyaluran kredit produktifnya, akan tetapi memang perlu waktu untuk meningkatkan segmen produktif ini," katanya.

Meski masih belum mau memberikan total penyaluran hingga akhir 2018, Asadi bilang setidaknya hingga September 2018, perseroan telah menyalurkan kredit produktif senilai Rp 18,8 triliun atau setara 25% dari portofolio penyaluran kredit BJB.

Tahun ini pun, BJB membidik pertumbuhan kredit produktif di kisaran 20%-25%. Hal tersebut akan coba diwujudkan perseroan dengan meningkatkan pembiayaan infrastruktur baik secara bilateral maupun sindikasi, ditambah bisnis komersial melalui cross selling nasabah institusi.

"Kami juga ingin meningkatkan pertumbuhan kredit UMKM berkolaborasi dengan pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), meningkatkan program kemitraan (inti plasma) untuk penyaluran KUR serta memperkuat sinergi dengan BPR dan LKM," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×