kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,16   1,14   0.13%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit seret, bank pilih taruh dana di obligasi


Sabtu, 07 November 2020 / 13:15 WIB
Kredit seret, bank pilih taruh dana di obligasi
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu kantor cabang bank swasta di Jakarta, Senin (5/10/2020). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Menurut Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo, tentunya penempatan itu memang situasional. Sebab, sejatinya bila permintaan kredit dalam keadaan normal, bank tentunya akan memilih untuk menyalurkan kredit.

Sedangkan di situasi pandemi, perbankan termasuk Bank Panin memilih untuk berhati-hati dan selektif dalam memberikan kredit. "Mudah-mudahan situasi mulai membaik sebentar lagi, dan penyaluran kredit bisa berjalan lagi," katanya.

Sebagai gambaran saja, per September 2020 realisasi kredit Bank Panin memang mengalami kontraksi menjadi Rp 133,45 triliun dari periode setahun sebelumnya Rp 153,35 triliun atau turun 14,7% yoy.

Baca Juga: Begini cara SVP Bank Mandiri mencegah penyebaran Covid-19 di dalam rumah

Pria yang akrab disapa Herwid ini juga bilang, walau saat ini ekonomi masih berada dalam status resesi, pertumbuhan ekonomi di Indonesia perlahan mulai membaik. Walau pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi 3,49%, menurutnya angka itu sedikit mengalami pemulihan atau rebound dari sebelumnya yang minus 5,32% di Kuartal II. Itu artinya, tanda pemulihan ekonomi dan juga kredit mulai terlihat.

Segendang sepenarian, Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Hartati juga mencatat per September 2020 pihaknya memiliki penempatan dana di surat berharga sebesar Rp 42,6 triliun. Angka itu tumbuh 34% dari periode yang sama tahun lalu. Adapun, jenis instrumennya antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi pemerintah dan obligasi korporasi.

Menurut perseroan, penempatan pada surat berharga saat ini memang menjadi alternatif. Terutama ketika penyaluran kredit belum dapat dilakukan secara optimal akibat kondisi perekonomian yang masih lesu dan permintaan terhadap kredit baru yang rendah.

Baca Juga: Penjelasan Dirut Maybank (BNII) terkait hilangnya dana nasabah Rp 22,87 miliar

Walau tidak dapat memprediksi, Hartati optimis penempatan dana itu bakalan berkurang seiring membaiknya iklim perekonomian. "Ke depannya penyaluran dana akan dapat dioptimalkan dalam bentuk penyaluran kredit," singkatnya.

Selanjutnya: CIMB Niaga (BNGA) bukukan laba Rp 1,9 triliun pada kuartal III 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×