Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sejak awal tahun, bank-bank berkompetisi ketat menghimpun dana pihak ketiga (DPK) demi memuaskan dahaga likuiditas. Namun karena kredit tengah seret, bank kini memarkir dana itu di Bank Indonesia (BI).
Mengutip Statistik Perbankan Indonesia per Agustus 2014, jumlah dana bank umum yang dibiakkan di BI mencapai Rp 527,63 triliun, atau naik 13% dibandingkan Agustus 2013 yang senilai Rp 465,92 triliun. Sedangkan, penempatan bank pada surat berharga mencapai Rp 533,35 triliun, atau tumbuh 15%.
Penempatan dana di BI paling banyak di giro BI yakni Rp 359,23 triliun. Lalu, Fasilitas Bank Indonesia (FASBI) Rp 105,84 triliun.
Sedangkan, penempatan pada surat berharga, paling banyak di obligasi sebesar Rp 361,27 triliun. Menyusul, di Sertifikat BI (SBI) sebesar Rp 91,37 triliun.
Survei yang dilakukan BI memperkirakan, prioritas pertama penempatan kelebihan likuiditas sepanjang kuartal IV 2014 adalah SBI, FASBI, dan obligasi negara.
Bank Danamon merupakan salah satu bank yang memperbesar simpanan di BI. Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon bilang, karena sulit menyalurkan kredit, Danamon menambah lebih banyak likuiditas di keranjang BI.
Maklum, kredit Bank Danamon hanya tumbuh 7% per kuartal III 2014. Padahal, jumlah deposito naik 19% menjadi Rp 65,8 triliun. “Pada akhir tahun, jika ada kelebihan dana, kami akan tempatkan disana (BI),” kata Vera, pekan lalu.
Asal tahu saja, simpanan Bank Danamon di BI per September 2014 mencapai Rp 16,31 triliun, atau naik 33% dari September 2013 yang senilai Rp 12,26 triliun.
Lain halnya dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Penempatan dana BRI di BI per Agustus 2014 turun 2,80% menjadi Rp 65,66 triliun dari Rp 67,55 triliun di Agustus 2013. Achmad Baequni, Direktur Keuangan BRI bilang, sebelum disalurkan, biasanya dana yang baru diperoleh akan ditempatkan dahulu di BI, dengan jangka waktu yang mengikuti kebutuhan penyaluran kredit. “Kami memilih term deposit untuk penempatan kelebihan dana di Bank Indonesia,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News