Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan cukup aktif menyalurkan kredit patungan alias sindikasi. Catatan Bloomberg, di tahun 2017 ada sebesar US$ 29,06 miliar kredit sindikasi yang disalurkan perbankan, atau hampir setara Rp 400 triliun.
Dari total tersebut, jawara kredit sindikasi terbanyak dipegang oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). BNI tercatat menyalurkan kredit sindikasi senilai US$ 3,52 miliar atau setara Rp 47,66 triliun di tahun 2017.
Vice President Unit Bisnis Sindikasi BNI Betty N Alwi mengatakan, tahun ini diperkirakan prospek kredit sindikasi mencapai Rp 100 triliun. Dari jumlah itu, bank berlogo 46 ini berambisi mengeksekusi keseluruhan kebutuhan kredit tersebut.
Berdasarkan sektornya, BNI masih tetap fokus dalam pembiayaan proyek infrastruktur, terutama jalan tol. "Masih didominasi infrastruktur (jalan tol, powerplant) serta beberapa kebun, properti dan telekomunikasi," ujar Betty, Kamis (15/3).
Bank lain yakni PT Bank Mandiri Tbk tercatat menyalurkan total loan mandated lead arranger kredit sindikasi mencapai US$ 2,56 miliar di 2017. Sementara, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebesar US$ 1,3 miliar.
Bukan hanya bank plat merah yang aktif dalam penyaluran kredit sindikasi. Bank Central Asia Tbk (BCA) juga deras mengalirkan kredit sindikasi yakni sebanyak Rp 25,7 triliun di tahun lalu. Kredit tersebut meningkat 28%.
Sindikasi ini terbagi menjadi dua yaitu sebagai anggota dan arranger. Sebagai anggota, saldo kredit yang diberikan BCA mencapai Rp 9,4 triliun. Sedangkan sebagai arranger, partisipasi BCA sebanyak Rp 14,2 triliun.
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya tetap akan menyalurkan kredit sindikasi, terutama sektor-sektor yang dinilai aman. Untuk tahun ini, pipeline kredit sindikasi BCA sebesar Rp 25 triliun.
Selain perbankan, lembaga keuangan yang juga gencar memberikan kredit sindikasi di Indonesia adalah Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFJ). Total pembiayaan yang disalurkan perusahaan keuangan asal Jepang ini mencapai US$ 2,52 miliar atau setara Rp 35,14 triliun. Sumitomo Mitsui Financial juga mengguyur pinjaman sindikasi senilai US$ 1,92 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News