Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kelesuan kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih akan terjadi di semester II-2016. Pasalnya, kredit UMKM hanya tumbuh satu digit menjelang semester I-2016. Data uang beredar oleh Bank Indonesia (BI) melaporkan kredit UMKM hanya naik 6 bps menjadi 8,9% atau senilai Rp 756,3 triliun per Mei 2016.
BI mencatat kredit UMKM yang lambat ini karena segmen kredit usaha menengah hanya tumbuh single digit yaitu 1,7% atau senilai Rp 351,9 triliun. Kredit jenis ini melambat karena pengaruh kelesuan ekonomi. Sedangkan, kredit mikro tumbuh 20,2% atau senilai Rp 180,4 triliun, kemudian kredit kecil tumbuh 12,7% atau senilai Rp 224,0 triliun.
Direktur Ritel Banking PT Bank Mandiri Tbk Tardi mengakui, kredit UMKM masih mengalami perlambatan sehingga perusahaan masih memasang target pertumbuhan UMKM sebesar 15% di tahun 2016. “Kredit UMKM akan lambat karena terhambat penyaluran kredit ke usaha kecil dan menengah,” katanya, kepada KONTAN, belum lama ini.
Lanjutnya, kredit usaha kecil dan usaha menengah akan tumbuh di bawah 9% di semester II-2016, sedangkan kredit mikro tumbuh 15%-20% karena terbantu program kredit usaha rakyat (KUR) yang memiliki banyak permintaan. Bank berplat merah ini mencatat kredit usaha kecil dan usaha menengah tumbuh di bawah 10% dan kredit mikro tumbuh 12% per Mei 2016.