kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.520   0,00   0,00%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Kuartal I, Pembiayaan Kredit Elektronik FIF Tumbuh 15%


Selasa, 16 Juni 2009 / 09:58 WIB
Kuartal I, Pembiayaan Kredit Elektronik FIF Tumbuh 15%


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Di tengah krisis global, minat konsumen untuk membeli barang elektronik dengan cara kredit ternyata masih tetap tinggi. Paling tidak itu terbukti dari peningkatan nilai kredit elektronik PT Federal International Finance (Spektra FIF).

Sepanjang kuartal I 2009 lalu, pembiayaan elektronik FIF tumbuh 15% dibanding periode yang sama tahun lalu. Total pembiayaan elektronik FIF mencapai Rp 400 miliar. "Tiap bulan, naik sekitar 10%," ujar Kepala Marketing Spektra FIF, Rita Sukmawati.

Meski terus naik, Rita bilang, perusahaan tempat dia bekerja tidak akan merevisi target kredit yang mereka patok Rp 1 triliun. Maklum, target itu sudah lebih tinggi 5,26% ketimbang perolehan tahun lalu yang sebesar Rp 950 miliar. "Kami masih akan melihat prospek," ujar Rita. Walau tampak gede, target sebesar itu sebenarnya hanya 7% dari nilai total pembiayaan FIF.

Rita bilang, agar kredit elektronik tetap berjalan lancar, FIF berburu peluang melalui kerjasama dengan produsen elektronik dan toko. "Kami berusaha mengoptimalkan database good customer mereka," ujar Rita. Dengan cara itu, FIF bisa mengemas berbagai tawaran kredit dengan cicilan terjangkau.

Menurut tim analis FIF, konsumen elektronik tak terlalu rentan kenaikan bunga kredit. Mereka lebih membutuhkan cicilan ringan.

Seiring dengan penurunan bunga acuan atau BI Rate, bunga kredit dari perusahaan pembiayaan juga ikut turun. "Ini memang bisa mendorong kenaikan konsumsi orang belanja, termasuk belanja elektronik" ujar Rita.

Meski melihat tren itu, FIF masih enggan mendongkrak target. Ada dua persoalan yang masih menjadi tantangan bagi FIF. Pertama, tren pembelian elektronik oleh konsumen saat ini lebih banyak menggunakan uang tunai ketimbang kredit. Kedua, persaingan juga kian ketat.

Selain harus bersaing dengan perusahaan pembiayaan lainnya, FIF juga harus siap beradu dengan perbankan. "Kemudahan-kemudahan pembelian kredit elektronik dari kartu kredit sebagai contohnya ," katanya.

Sampai Mei lalu, kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) sebesar 4%. "Proyeksi kami, NPL akan turun di bawah 4%," ujar dia. Membidik konsumen secara tepat menjadi faktor pengurang rasio kredit bermasalah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×