Reporter: Nina Dwiantika, Adhitya Himawan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kredit yang mulai seret dan kenaikan biaya dana bank membuat pertumbuhan keuntungan bank melambat. Di semester pertama tahun ini, pertumbuhan laba bank diprediksi cuma 10%, lebih kecil ketimbang periode sama tahun lalu sebesar 20%.
Doddy Arifianto, Kepala Subdivisi Resiko Perekonomian dan Sistem Perbankan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengatakan, sejak suku bunga acuan (BI rate) naik beberapa kali pada pertengahan tahun lalu, bunga deposito naik hingga 225 basis poin. Disisi lain, bunga kredit hanya naik 100 basis poin – 150 basis poin. “Akibatnya banyak bank terpaksa menerima kenyataan net interest margin (NIM) tergerus secara perlahan,” ujar Doddy, kemarin.
Sebagai gambaran, merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2014, NIM bank umum mencapai 4,26%, lebih rendah dibanding April 2013 yang sebesar 5,42%. Atas dasar itu, Doddy memprediksi, pertumbuhan laba bank di semester I 2014 akan melambat hanya berkisar 10%-12%.
Toh begitu, tak semua bank labanya melambat. Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk bilang, Bank Mandiri masih bisa mencetak pertumbuhan keuntungan hingga dua digit di semester satu tahun ini. "Keuntungan tumbuh di atas 10%," kata Budi, Selasa (1/7).
Pada semester I 2013 laba Mandiri tercatat Rp 3,99 triliun. Jadi, di semester I 2014, laba Bank Mandiri sekitar Rp 4,39 triliun. Pertumbuhan laba Mandiri tersebut lebih tinggi ketimbang periode sama 2013 yang naik 6,6% dari Rp 3,74 triliun menjadi Rp 3,99 triliun.
Padahal, penyaluran kredit Bank Mandiri melambat. Bank ini mencetak pertumbuhan kredit sebesar 17% pada enam bulan pertama 2014. Pada semester I 2013, kredit Bank Mandiri tumbuh 22,3%.
Kata Budi, pertumbuhan kredit melambat karena likuiditas seret. "Biaya dana terus naik, tapi kami akan menjaga NIM 5%," ujarnya.
Margin mengecil
Henry Ho, Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk mengatakan, pertumbuhan kredit melambat karena pasar masih ketat dan ekonomi melambat. Nah, perlambatan kredit ini membuat keuntungan Danamon menyusut. Ini tercermin dari NIM yang diperkirakan akan tertekan di bawah 9%.
Sementara itu, PT Bank Panin Tbk mengaku labanya di paruh pertama 2014 masih tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Hendrawan Danusaputra, Direktur Institusional Banking Bank Panin mengatakan, laba Bank Panin tumbuh 5%–10%. Asal tahu saja, di semester I 2013, Bank Panin mencatat pertumbuhan laba bersih 5%.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk menuturkan, pertumbuhan kredit BCA memang melambat namun tidak mengurangi pertumbuhan laba di semester I 2014. Cuma, ia enggan menyebut persentase pertumbuhan laba BCA di semester pertama lalu. "Perlambatan kredit sesuai dengan arahan BI dan OJK," ucapnya.
Penurunan net interest margin juga diakui Yap Tjay Soen, Direktur Keuangan Bank BNI. Menurut dia, NIM BNI pun menurun.
Hal ini lantaran kenaikan beban bunga akibat perang bunga deposito. “Cuma besaran NIM BNI di bulan Juni belum bisa kami publikasikan," imbuh dia.
Yang jelas, kenaikan beban biaya dana alias cost of fund tersebut tidak bisa dibebankan kepada debitur dengan menaikkan bunga kredit. "Menjaga NIM di tengah situasi sekarang sulit,” kata Yap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News