Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Ketatnya likuiditas perbankan nyata terjadi. Meskipun tidak semua bank umum mengalami krisis likuiditas, namun secara industri likuiditas perbankan memang lebih ketat dibanding tahun lalu.
Doddy Arifianto, Kepala Subdivisi Risiko Perekonomian dan Sistem Perbankan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengakatan bahwa fakta itu tercermin dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2014. Di mana Loan Deposit Ratio (LDR) bank umum mencapai 90,79%. Meningkat dibanding LDR bank umum pada April 2013 sebesar 85,17%.
"Memang agak mengherankan jika para bankir banyak membantah tidak terjadi likuiditas ketat. Harus diakui, besaran LDR bank-bank berbeda-beda, mulai dari kisaran 70% sampai jauh diatas batas maksimal arahan Bank Indonesia (BI) lebih dari 100%. Tapi secara industri, likuiditas kita memang ketat dibanding tahun lalu," kata Doddy Selasa, (1/7).
Ada dua sumber likuiditas. Pertama jumlah uang beredar yang diterbitkan BI. Kedua, jumlah valuta asing yang dibawa investor asing masuk ke Indonesia. "Ketika berinvestasi di sini, dia jual valasnya dan ditukar menjadi Rupiah. Sehingga likuiditas kita bertambah," ujar Doddy.
Doddy menengarai situasi ekonomi serta tahun politik membuat gairah investor asing masuk ke Indonesia belum optimal. "Tapi saya yakin akan segera ada pemulihan tak lama lagi. Terutama pasar berharap pada pemerintahan baru pada Oktober mendatang," pungkas Doddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News