Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk sepanjang kuartal III 2019 masih mencatat pertumbuhan kinerja positif. Hal ini tercermin dari realisasi rata-rata kredit konsolidasi yang mencapai Rp 806,8 triliun atau meningkat 11,5% secara year on year (yoy).
Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan pertumbuhan kredit tersebut juga dibarengi dengan perbaikan kualitas. Tercermin dari rasio non performing loan (NPL) gross yang turun 48 basis poin (bps) menjadi 2,53% dibandingkan September tahun lalu.
Baca Juga: Naik 13%, Bank BCA raup laba Rp 20,9 triliun hingga kuartal III 2019
Alhasil, perbaikan tersebut Bank Mandiri dapat menurunkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 6,27%. Meski begitu, bila merujuk presentasi perusahaan total ending balance kredit perusahaan tercatat sebesar Rp 841,9 triliun atau naik 7,8% secara tahunan atau year on year (yoy).
Hery menjelaskan, saat ini bank pihaknya memang lebih fokus untuk menjaga kualitas kredit. Hal ini terbukti dari meningkatnya beberapa segmen kredit seperti kredit mikro yang naik 19,4% yoy menjadi Rp 116,4 triliun dari Rp 97,5 triliun.
Namun, beberapa segmen kredit memang belum tumbuh kencang. Seperti kredit korporasi yang hanya naik 7,6% yoy menjadi Rp 327,7 triliun dan kredit segmen komersial yang turun 2,7% yoy menjadi Rp 138 triliun.
Lebih lanjut Hery mengatakan, pertumbuhan kredit yang diiringi dengan perbaikan kualitas kredit dan pengendalian biaya operasional melalui dukungan otomatisasi serta digitalisasi, Bank Mandiri dapat mencatatkan laba hingga Rp 20,3 triliun.
Baca Juga: NPL BCA meningkat, industri baja dan bencana Palu jadi penyebabnya
Laba tersebut tercatat tumbuh 11,9% dibandingkan periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp 18,1 triliun.
”Pertumbuhan Bank Mandiri saat ini lebih kami utamakan untuk sustainabilitas jangka panjang sehingga pengukuran kinerja tidak hanya diukur pada akhir periode tetapi juga saldo rata-rata. Metode ini mampu menjadikan pertumbuhan bisnis Bank Mandiri menjadi lebih sustain dan berkualitas sehingga mampu memberikan nilai tambah yang jauh lebih baik bagi pemegang saham,” kata Hery.
Secara terpisah, Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan pihaknya berharap akhir tahun pertumbuhan laba masih di kisaran dua digit. Kendati demikian, bank bersandi bursa BMRI memang mengakui adanya perubahan target dari sisi kredit yang hanya dipatok 8% sampai 10% secara yoy.
"Kami ubah target kredit dari semula 10%-12% menjadi 8%-10% dengan mengutamakan kualitas kredit," terangnya.
Untuk mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan, Bank Mandiri juga menjaga komposisi kredit produktif seperti kredit investasi dan modal kerja, dalam porsi yang signifikan, yakni 81,49% dari total portofolio. Pada triwulan ini, penyaluran kredit investasi mencapai Rp 251,07 triliun dan kredit modal kerja sebesar Rp 342,3 triliun.
Baca Juga: BCA tak mau terburu-buru untuk memutuskan stock split
Sebagai agent of development, Bank Mandiri juga turut berkontribusi dalam pembangunan nasional, berupa penyaluran kredit ke sektor infrastruktur yang mencapai Rp 198,5 triliun dengan tingkat pertumbuhan mencapai 16,9% (YoY). Kredit tersebut disalurkan kepada berbagai sektor seperti tenaga listrik, transportasi, migas, energi terbarukan, dan lain-lain.
Untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR), sepanjang Januari-September 2019, total KUR yang disalurkan mencapai Rp 17,45 triliun, tumbuh 29,7% (YoY) atau mencapai 69% dari target tahun 2019 dengan jumlah penerima sebanyak 222.825 debitur.
Dari jumlah tersebut, sebesar 50,25% disalurkan kepada sektor produksi, yakni pertanian, perikanan, industri pengolahan dan jasa produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News