Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2017, industri perbankan Indonesia mencatat realisasi laba cukup mengesankan yaitu naik 23,09% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 131,1 triliun.
Kenaikan laba ini didorong oleh bank besar kelompok BUKU IV dan III atau modal inti diatas Rp 5 triliun. Dua kelomok bank ini mencatat kenaikan laba masing-masing 25% dan 34% yoy.
Jika dilihat dari komponen laba, pendapatan bunga bersih sepanjang 2017 hanya naik 4,5% yoy dan cadangan kerugian kredit bermaslah (NPL) hanya naik 2,8% yoy. Meskipun pertumbuhan laba mencapai dua digit di 2017 namun dari sisi fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit hanya 8,24% atau tumbuh hanya single digit.
Dody Arifianto, Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS bilang kenaikan laba selama 2017 didorong oleh tiga faktor. "Tiga faktor ini adalah penurunan biaya provisi, penghapusan kredit bermasalah dan CKPN reversal," kata Dody kepada Kontan.co.id, Selasa (27/2).
Menurut catatan LPS, dari Rp 24,2 triliun kenaikan laba di 2017 sebesar 70% bersumber dari tiga faktor ini. Tidak kencangnya pertumbuhan kredit 2017 disebabkan karena masih lemahnya permintaan kredit dan prospek bisnis yang belum optimal.
Pada tahun ini LPS memproyeksi akan ada perbaikan, terutama pertumbuhan laba dan kredit. Laba tahun ini diproyeksikan bisa tumbuh 10%-12% yoy sedangkan kredit diperkirakan tumbuh di angka yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News