kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bank syariah dan UUS merekah di tahun lalu


Kamis, 11 Februari 2021 / 06:45 WIB
Laba bank syariah dan UUS merekah di tahun lalu


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perbankan di Tanah Air mengalami tekanan pada tahun 2020 akibat dampak pandemi Covid-19. Namun, bank syariah maupun unit usaha syariah (UUS) perbankan rupanya mencatatkan kinerja lebih baik dari industri. Sebagain besar bank syariah masih berhasil mengantongi pertumbuhan laba bersih.

Contohnya, PT Bank BCA Syariah. Bank ini mengumpulkan laba bersih sebesar Rp 73,1 miliar tahun lalu atau naik 8,8% dibanding tahun sebelumnya (year on year/YoY) yang ditopang oleh penurunan biaya dana. Namun, outstanding pembiyaannya terkoreksi 1,35% YoY jadi Rp 5,6 triliun.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk, bank hasil merger BRI Syariah, Mandiri Syariah dan BNI Syariah,  juga menorehkan pertumbuhan keuntungan tahun lalu. Ketiga bank tersebut baru resmi merger pada 1 Februari 2021 sehingga laporan kinerja mereka masih terpisah pada tahun 2020. Dua diantaranya berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih.

Laba Mandiri Syariah tumbuh 12,5% YoY menjadi Rp 1,43 triliun yang ditopang pertumbuhan pembiayaan 10,4% menjadi Rp 83,4 triliun dan membaiknya rasio pendanaan murah. BRI Syariah mengantongi net profit Rp 248 miliar atau melonjak  235,14% YoY yang ditopang pertumbuhan pembiayaan 46,2% dan penurunan biaya dana sejalan meningkatnya dana murah. Hanya BNI Syariah yang mengalami penurunan  laba bersih 16,2% menjadi Rp 505,1 miliar.

Baca Juga: Siap-siap, saham BRIS dipublik akan dibuat jadi minimal 7,5%

Unit Usaha Syariah PT Bank Permata Tbk (Permata Syariah) juga berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja tahun lalu. Meski angkanya tidak dirinci, Direktur Permata Syariah Herwin Bustaman mengatakan, laba dan aset mereka tumbuh dua digit pada tahun 2020, sedangkan pembiayaan dan pendanaan tumbuh single digit.

Permata Syariah optimistis kinerja tahun 2021 akan tumbuh lebih baik lagi. "Kami menargetkan kinerja tumbuh double digit dengan strategi pembiayaan membdiik hampir semua segmen terutama korporasi dan small and medium enterprise (SME)," kata Herwin pada Kontan.co.id, Rabu (10/2).

Pranata, Direktur BCA Syariah menjelaskan, laba bersih perseroan masih bisa tumbuh tahun lalu meski ada penurunan yield pembiayaan 0,8% sejalan dengan terkoreksinya pembiayaan karena strategi perseroan berhasil menurunkan biaya dana dan meningkatkan efisiensi. "Biaya dana turun ke 1,1% sehingga net imbalan BCA Syariah masih tumbuh dari 4,25% menjadi 4,57% walau yield pembiayaan turun," jelasnya.

BCA Syariah optimistis akan terjadi perbaikan kondisi ekonomi sejalan dengan mulai berjalannya vaksinasi Covid-19. Oleh karena itu, bank ini menyakini penyaluran pembiayaan akan tumbuh tahun ini dan ditargetkan naik sekitar 3%-8%. DPK juga dibidik senada dengan pertumbuhan pembiayaan dan aset ditargetkan bakal meningkat 5%-10%.

Dalam menyalurkan pembiayaan, BCA Syariah telah mendata sektor-sektor yang akan jadi fokus perhatian. Rickyadi Widjaja, Direktur BCA Syariah menilai, ada sejumlah sektor yang prospektif yang akan dibidik. Pertama adalah sektor infrastruktur. Bank ini bakal melakukan pembiayaan proyek infrastruktur yang digarap perusahaan BUMN lewat pembiayaan sindikasi.

Sektor lainnya adalah farmasi, makanan dan minuman, logistik, dan industri pengolahan. "Di samping kami melihat potensi dari nasabah eksisting, kami juga harus mencari nasabah baru dari sektor-sektor prospektif itu dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian," kata Ricky.

Sementara PT BTPN Syariah Tbk mengalami penurunan laba bersih sebesar  38,9% dari Rp 1,40 triliun pada tahun 2019 jadi Rp 855 miliar. Namun, pembianyaan bank ini masih tumbuh 6% ke Rp 9,5 triliun dan DPK naik 4% ke Rp 9,8 triliun.  Pertumbuhan pembiayaan yang sehat ini juga disertai dengan kualitas pembiayaan yang baik, BTPN Syariah berhasil menjaga NPF (Non Performing Financing) di posisi 1,9%.

"Kami meyakini dalam melayani segmen prasejahtera produktif yang menjadi fokus BTPN Syariah, langkah berkesinambungan dalam memberdayakan yang telah dilakukan lebih dari satu dekade menjadi salah satu faktor penting dalam membantu menghadapi situasi sulit nasabah seperti di masa pandemi ini," ungkap Hadi Wibowo-Direktur Utama BTPN Syariah dalam siaran resmi yang diterima kontan.co.id, Selasa (9/2).

Selanjutnya: Bank BTPN Syariah catatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 9,5 triliun tahun lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×