Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) membukukan laba bersih sebesar Rp 9,05 triliun pada 2013 lalu. Nilai tersebut naik 27,46% dari posisi 2012 yang sebesar Rp 7,1 triliun.
Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo menjelaskan, faktor utama penyumbang laba bersih adalah kenaikan pendapatan operasional sebesar 19,2% dari Rp 23,91 triliun menjadi Rp 28,5 triliun.
Perseroan mencatat pendapatan bunga bersih atau net interest income naik 23,3% dari Rp 15,46 triliun menjadi Rp 19,06 triliun. Sementara pendapatan nonbunga tumbuh 11,8% dari Rp 8,45 triliun menjadi Rp 9,44 triliun.
Pertumbuhan net interest income tersebut disumbang oleh kinerja penyaluran kredit yang tumbuh 24,9% dibanding 2012 menjadi Rp 250,64 triliun. Alokasi kredit terbesar BNI adalah kredit korporasi yang mencapai Rp 112,23 triliun atau tumbuh 55,4% dibandingkan 2012.
Kredit korporasi tersebut sudah termasuk 116 debitur kredit medium BNI yang naik kelas ke kredit korporasi dengan nilai total mencapai Rp 10,3 triliun akibat peningkatan bisnis usaha debitur.
"Kredit BNI terus tumbuh pada dua bidang utama, untuk sektor business banking kredit tumbuh 26,5%, dan sektor consumer & retail banking tumbuh 15,5%," ucap Gatot di Jakarta, Rabu (19/2).
Adapun rasio-rasio keuangan tercatat rasio kredit terhadap DPK (LDR) sebesar 85,3%, rasio kredit bermasalah (NPL) gross 2,2%, marjin bunga bersih 6,1%, rasio kecukupan modal (CAR) 15,1%, return on asset (ROA) 3,4%, return on equity (ROE) 22,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News