Reporter: Galvan Yudistira, Yoliawan H | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perbankan syariah belum optimal di 2017 lalu. Hal ini bisa dilihat dari realisasi laba bersih bank syariah yang hanya naik tipis.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terbaru, laba bersih bank syariah sepanjang 2017 tercatat Rp 987 miliar atau naik 3,68% secara year on year (yoy). Kenaikan laba ini didorong kenaikan pembiayaan sebesar 6,93% menjadi Rp 189,7 triliun
PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah) termasuk salah satu bank syariah yang mampu mencatatkan pertumbuhan laba di tahun lalu. Sepanjang 2017, anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ini mencetak laba sebesar Rp 306,68 miliar, atau tumbuh 10,60%.
Plt Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan, kenaikan laba disokong ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based income, dan ditopang rasio dana murah yang optimal.
Tahun lalu, pembiayaan BNI Syariah mencapai Rp 23,60 triliun atau naik 15,14%. Pembiayaan konsumer masih mendominasi yakni sebesar Rp 12,16 triliun atau dengan porsi 51,5%. Menyusul pembiayaan kecil menengah sebesar Rp 5,13 triliun atau 21,7%, pembiayaan komersial Rp 4,53 triliun atau 19,20%, lalu pembiayaan mikro Rp 1,40 triliun 5,9%. Serta kartu kredit Rp 371,62 miliar atau 1,7% dari total pembiayaan.
Suntikan modal dari sang induk sebesar Rp 1 triliun di tahun lalu ampun mendongkrak kinerja. "Suntikan modal tersebut diantaranya untuk pengembangan infrastruktur IT termasuk digital banking,” jelas Firman, Selasa (27/2).
Sementara, PT Bank Central Asia Syariah (BCA Syariah) mencatatkan pertumbuhan laba hingga 26,65% menjadi Rp 46,65 miliar di 2017. John Kosasih, Direktur Utama BCA Syariah menjelaskan, sumber pendapatan BCA Syariah masih di dominasi oleh pembiayaan. Ditambah lagi biaya dana serta biaya operasional yang dapat terus ditekan.
“Aset, pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) serta profit tumbuh hampir merata,” jelas John, Selasa (27/2).
John memproyeksikan untuk pertumbuhan laba di tahun 2018 dapat menyentuh 15% sampai 20% .
Nasib berbeda dialami PT Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah). Laba bank syariah ini tercatat Rp 101,91 miliar, atau turun 40,13% dibandingkan tahun 2016 yang mencapai Rp 170,21 miliar.
Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Indri Tri Handayani menuturkan, penurunan laba disebabkan penumpukan pencadangan. Rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) BRI Syariah naik dari 1,91% di Desember 2016 menjadi 2,04% di Desember 2017. Ini lantaran rasio pembiayaan bermasalah (NPF) gross meningkat menjadi 6,43% dari 4,57% di 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News