kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laju kredit mikro melambat perlahan


Rabu, 19 Juni 2019 / 21:07 WIB
Laju kredit mikro melambat perlahan


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada empat bulan pertama 2019, penyaluran kredit mikro tercatat terus melambat perlahan. Bank Indonesia mencatat, berturut-turut pertumbuhan kredit mikro adalah pada Januari 15,5% (yoy) Februari 15,6% (yoy), Maret 15,0% (yoy), dan April 14,3% (yoy).

Salah satu penyebab disebutkan Departement Head Micro Development and Agent Banking PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) lantaran perseroan lebih berhati-hati untuk menyalurkan kredit mikro non-KUR (kredit usaha rakyat).

“Kami mendahulukan untuk penyaluran KUR, karena ini program pemerintah, sementara yang non-KUR juga dorong untuk tumbuh sedikit saja, namun tetap hati-hati,” katanya saat ditemui Kontan.co.id, Selasa, (18/6).

Secara kualitas pun, Hingga Mei 2019 Hery bilang KUR mikro memang lebih punya kolektibilitas lancar (kol 1) yang lebih baik sebesar 97,63%, dengan rasio kredit macet alias non performing loan (NPL) 0,52% Sementara kredit mikro non-KUR sebesar 89,69% dengan NPL 2,74%.

Hery bilang, hal tersebut terjadi lantaran bunga KUR sejatinya memang lebih kecil yaitu 7%. Sementara kredit mikro non-KUR bisa sampai tiga kali lipatnya. Sedangkan sepanjang Januari 2019 hingga Mei 2019 telah menyalurkan kredit mikro baik KUR, non-KUR, maupun kredit mikro konsumtif senilai Rp 28,8 triliun.

“Sampai akhir tahun target kami bisa menyalurkan kredit mikro baik KUR, non-Kur, maupun yang non produktif hingga Rp 109,8 triliun,” lanjutnya.

Sedangkan untuk KUR mikro saja, bank berlogo pita emas ini, telah menyalurkan Rp 9,15 triliun hingga Mei. Tahun ini, perseroan punya jatah dari pemerintah untuk menyalurkan KUR Rp 25 miliar. Sementara untuk kredit mikro non-KUR targetnya hingga akhir tahun mencapai Rp 14 triliun.

Sementara bank pelat merah lainnya, yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) justru mengalami peningkatan signifikan. General Manager Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo bilang peningkatan kredit mikro perseroan telah tumbuh mencapai 270% (yoy) hingga Mei 2019.

“Tren penyaluran kredit mikro di BNI melalui KUR mikro semakin meningkat dibanding periode sebelumnya. Hingga akhir Mei 2019 telah mencapai Rp 754 miliar, meningkat 270% dibandingkan Mei 2018 senilai Rp 204 miliar,” katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (19/6).

pada periode yang sama, debitur perseroan di segmen ini mencapai 59.000, meningkat 240% dibandingkan Mei 2018. Hingga akhir tahun sendiri, bank berlogo 46 ini penyalurannya ditargetkan mencapai Rp 2 triliun dengan 200.000 debitur.

“Strategi BNI untuk meningkatkan penyaluran kredit Mikro adalah berperan aktif dalam program-program pemerintah seperti KUR Tani dan Perhutanan Sosial, pembiayaan melalui pola supply dan value chain financing dengan debitur korporasi serta meningkatkan akses pembiayaan calon debitur melalui digitalisasi bekerjasama dengan mitra korporat,” sambung Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×