kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laju kredit perbankan diprediksi melempem pada tahun depan, kenapa?


Rabu, 16 Oktober 2019 / 11:30 WIB
Laju kredit perbankan diprediksi melempem pada tahun depan, kenapa?
ILUSTRASI. Nasabah terlihat di dekat pintu?kantor cabang Bank Tabungan Negara (BTN) di Jakarta, Selasa (3/7). Sejumlah bank mengaku adanya perlambatan kredit karena ketatnya likuiditas dan merosotnya permintaan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank besar mengakui adanya perlambatan kredit menjelang akhir tahun, ketatnya likuiditas ditambah merosotnya permintaan kredit jadi alasannya. Pun hingga 2020 mendatang pertumbuhan kredit bank diprediksi masih akan masih lesu.

Direktur Finance, Treasury, and Strategy PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100) Nixon Napitupulu menjelaskan setidaknya ada dua alasannya. Pertama soal likuiditas yang dinilainya masih akan ketat.

Baca Juga: Ini dia lima bank pemberi bunga deposito tertinggi

Sedangkan alasan kedua adalah soal mulai diimplementasikannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang akan menggerus modal perbankan.

“Melalui PSAK 71 bank akan fokus membentuk cadangan lebih banyak, sehingga dugaan saya ekspansi juga tidak akan terlalu besar dan bank juga akan memangkas pertumbuhannya,” katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (15/10) 

Sementara untuk perseroan sendiri, selain dua penyebab tadi, melesunya pasar properti akibat mulai berkurangnya porsi subsidi perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dari pemerintah juga jadi penyebabnya.

Tahun depan, Nixon bilang perseroan cuma menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 8%-9% . Padahal hingga kuartal 3/2019 BTN masih dapat meraih pertumbuhan kredit di kisaran 11%-12%, sesuai target yang dipasang hingga akhir tahun.

Baca Juga: Penerapan GCG jadi cara Bank BJB untuk mencegah kasus korupsi

“Tahun depan kami akan mulai mengurangi penyaluran kredit yang beresiko misalnya di segmen konstruksi, KPA (Kredit PEmilikan Apartemen), maupun proyek non perumahan. Kami akan lebih fokus KPR baik subsidi maupun non subsidi di bawah Rp 500 juta,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×