kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   -6.000   -0,34%
  • USD/IDR 16.600   -40,00   -0,24%
  • IDX 6.236   74,40   1,21%
  • KOMPAS100 884   15,16   1,75%
  • LQ45 697   15,99   2,35%
  • ISSI 196   0,74   0,38%
  • IDX30 366   8,49   2,37%
  • IDXHIDIV20 443   9,73   2,24%
  • IDX80 100   1,98   2,01%
  • IDXV30 106   1,12   1,07%
  • IDXQ30 121   2,95   2,50%

Laju Pertumbuhan Laba Bank KBMI 4 Kian Membaik di Awal Tahun 2025


Selasa, 25 Maret 2025 / 20:40 WIB
Laju Pertumbuhan Laba Bank KBMI 4 Kian Membaik di Awal Tahun 2025
ILUSTRASI. Bank-bank raksasa tanah air telah mencatat perbaikan kinerja hingga dua bulan pertama tahun ini. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank raksasa tanah air telah mencatat perbaikan kinerja hingga dua bulan pertama tahun ini. Setidaknya, pertumbuhan laba bank yang tergolong dalam KBMI 4 ini lebih baik dibandingkan awal tahun 2025 yang mayoritas hanya sebatas 5% atau bahkan kurang.

Dalam dua bulan pertama tahun ini, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat pertumbuhan laba paling tinggi dibandingkan bank KBMI 4 lainnya. Bank swasta terbesar tanah air itu mampu menaikkan laba hingga 8,46% YoY menjadi Rp 8,97 triliun.

Sementara itu, pertumbuhan laba terbesar dialami oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang naik hingga 6,25% YoY menjadi Rp 3,23 triliun. Namun, pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan pada Januari 2025 yang naik hingga 9,4% YoY. 

Baca Juga: Laju Pertumbuhan Laba Bank KBMI 4 Kian Membaik pada Februari 2025

Selanjutnya, ada PT Bank Mandiri Tbk yang mencatatkan pertumbuhan laba senilai 6,01% YoY. Laba bank berlogo pita emas ini tercatat senilai Rp 7,58 triliun selama dua bulan pertama 2025.

Satunya-satunya bank KBMI 4 yang tak mencatat kenaikan adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang turun 18,11%. Namun, penurunan tersebut tak sedalam ketika periode Januari 2025 yang hingga 18,11% YoY.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn bilang kenaikan profitabilitas BCA didorong oleh pertumbuhan kredit yang berkualitas, efisiensi biaya operasional, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Di saat yang bersamaan, Hera bilang BCA akan fokus pada fundamental bisnis perseroan, serta tetap mengambil langkah yang prudent dalam menghadapi dinamika perekonomian saat ini.

Dalam hal ini, BCA akan terus mendorong penyaluran kredit ke semua sektor dan segmen dari mulai korporasi, UMKM, hingga individu. Di mana, Hera menegaskan pihaknya konsisten mengedepankan prinsip kehati-hatian dengan manajemen risiko yang disiplin.

“Pertumbuhan kredit BCA yang solid diiringi dengan biaya dana yang stabil di tengah tingkat suku bunga yang kompetitif di perbankan nasional,” ujar Hera.

Sementara itu, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar bilang saat ini pihaknya fokus dalam pertumbuhan dana murah di tengah kondisi likuiditas yang ketat. Dalam mencapai tujuan itu, ia bilang BNI memanfaatkan aplikasi mereka, yaitu Wondr dan BNI Direct.

“Kita fokus untuk CASA dari transaksi,” ujarnya.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi bilang pihaknya optimis bahwa berbagai pengembangan serta inovasi digital yang tengah dijalankan dapat mendukung rencana bisnis berkelanjutan, termasuk mendorong fungsi intermediasi yang menjadi inti bisnis perseroan. 

Sebagai bagian dari strategi penguatan ekosistem wholesale dan perluasan inklusi keuangan, Darmawan bilang Bank Mandiri terus berinovasi melalui transformasi digital. Platform digital unggulan perseroan, Super App Livin’ by Mandiri dan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri, terus mengalami perkembangan yang pesat.

"Ke depan, kami akan terus memacu pengembangan bisnis dan layanan Bank Mandiri agar dapat memenuhi ekspektasi seluruh stakeholder perseroan," ujar Darmawan dalam RUPS, Selasa (25/3).

Baca Juga: Seabank Kantongi Laba Rp 378,8 Miliar, Naik 57% di 2024

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila mengungkapkan saat ini kinerja perbankan memang terlihat sudah ada perbaikan efek dari suku bunga acuan yang beberapa bulan lalu turun. Meskipun, pertumbuhan pinjaman terlihat belum pulih.

“Investor akan merespons positif dari ekspektasi perbankan ini,” ujarnya.

Sayangnya, Indy melihat sentimen ini hanya akan sementara karena juga ada faktor-faktor domestik seperti risiko politik yang masih membayangi emiten perbankan.

Untuk sementara, Indy bilang investor sedang memanfaatkan momentum dividen. Sehingga, ada sentimen saham-saham perbankan ini menghijau.

Indy berpendapat untuk sekarang yang masih kuat adalah BRI dan Bank Mandiri. Alasannya, PER dua bank itu dinilai masih rendah.

“Kami juga melihat prospek pertumbuhan kredit yang bisa meningkat, Bank Mandiri di harga Rp  6.100 dan BRI di Rp 5.025,” ujarnya.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengingatkan bahwa meskipun kinerja sudah membaik, perlu diperhatikan bahwa saat ini investor saham tak hanya melihat dari sisi fundamental bank.

Menurutnya, saat ini ada ada sentimen negatif terkait kepercayaan pasar terhadap pemerintah yang ada saat ini. Menurutnya, ini jauh lebih mengkhawatirkan karena tidak ada pertumbuhan ekonomi yang cemerlang, tanpa didukung oleh adanya stabilitas politik.

“Selama pemerintah  belum melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang membuat pelaku pasar dan investor kembali percaya, kami melihat tekanan jual masih akan cukup  besar,” ujarnya

Selanjutnya: AirNav Gelar Mudik Gratis untuk 3.000 Pemudik, Tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur

Menarik Dibaca: Tes Kesehatan Otak Mudah dengan Aplikasi BrainEye

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×