Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat kinerja laba bank KBMI 4 kurang memuaskan ditambah tekanan harga yang masih dalam tren koreksi, saham bank-bank KBMI 3 dapat jadi alternatif. Terlebih, sebagian bank yang sudah melaporkan kinerja keuangan juga mampu mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi.
Ambil contoh, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang telah membukukan laba bersih senilai Rp 7,01 triliun. Dengan nilai tersebut, laba bersih bank syariah terbesar di tanah ini tercatat tumbuh hingga 22,83% secara tahunan (YoY).
Kondisi tersebut sejalan dengan pergerakan saham emiten berkode BRIS ini. Sebab, BRIS telah naik sekitar 9,35% sepanjang tahun 2025 ini. Di mana, pada penutupan perdagangan bursa (17/2), BRIS juga menguat sekitar 2,01% menjadi Rp 3.040 per saham.
Contoh lainnya, PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang membukukan laba sekitar Rp 3,56 triliun sepanjang 2024. Artinya, laba bersih bank milik Bangkok Bank ini telah naik hingga 37,95% secara tahunan.
Untuk kinerja sahamnya sendiri, BNLI justru mencatatkan kenaikan harga yang cukup signifikan sepanjang 2025 berjalan. Bagaimana tidak, harga saham BNLI sudah naik signifikan hingga 70,62% secara year to date (ytd) menjadi Rp 1.655 per saham.
Baca Juga: IHSG Melonjak Lebih dari 1%, Simak Strategi & Rekomendasi Saham Berikut Ini
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, berpendapat emiten-emiten perbankan selain KBMI 4 memang menarik perhatian investor. Utamanya, karena kinerja keuangan bank-bank tersebut yang solid dan pertumbuhan laba yang tinggi.
“Ditambah lagi saat ini bank big caps sedang dalam tekanan jual asing dan membuat bank KBMI 3 menjadi opsi alternatif menarik untuk investasi,” ujar Ekky.
Ekky pun berpandangan meski saham-saham bank KBMI 3 seperti BNLI dan BRIS sudah naik cukup tinggi, dalam jangka pendek masih ada momentum kuat untuk pergerakan harga keduanya. Oleh karena itu, ia bilang bahwa itu bisa pertimbangan beli jika ada momentum koreksi wajar nantinya.
Hanya saja, untuk saat ini, Ekky lebih menyarankan investor yang ingin mengoleksi saham bank KBMI 3 bisa memilih untuk membeli BRIS. Di mana, target jangka panjang dari saham tersebut berada di level Rp 3.800 per saham.
“Rata-rata emiten lainnya dalam posisi sideaway atau bearish, sehingga butuh konfirmasi pembalikan arah lagi secara teknikal,” tambahnya.
Sementara itu, Analis PT Edvisor Profina Visindo Indy Naila mengungkapkan bahwa saham-saham seperti bank KBMI 3 masih cukup menarik di mata investor. Mengingat, PER dari beberapa saham ini masih murah jika melihat secara relative valuation PER
Dalam hal ini, ia merekomendasikan beli PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dengan target harga masing-masing Rp 2.550 dan Rp 1.880. Sebab, Indy melihat bank-bank tersebut masih konsisten dalam memberikan dividen sehingga bisa menjadi momentum dalam mengoleksi sahamnya.
“Tapi investor harus terus memantau prospek perbankan yang diharapkan masih bisa cerah Kembali dengan outlook suku bunga acuan yang akan turun di 2025 ini,” ujarnya.
Di sisi lain, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji mengingatkan agar investor perlu selektif dalam memilih bank-bank KBMI 3. Sebab, secara mayoritas, pergerakan saham bank KBMI 3 dalam tren koreksi ditambah kurang likuid.
Baca Juga: Bos Perbanas Tanggapi Keinginan OJK yang Dorong Bank Menengah Tambah Modal
Menurutnya, hanya saham BRIS saja yang saat ini dalam tren naik jika dibandingkan dengan bank KBMI 3 lainnya. Jika diminta pilih satu lagi, Nafan bilang saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) layak dicermati dengan catatan ada perbaikan kinerja keuangan.
“Tapi kalau memang untuk bank itu akan banyak dipengaruhi oleh kinerja laba, kalau tumbuhnya tinggi ya bisa mengikuti harga sahamnya,” tambahnya.
Selanjutnya: Harga Gas HGBT Berpotensi Naik, Simak Rekomendasi Saham Perusahaan Gas Negara (PGAS)
Menarik Dibaca: Tips Aman Lakukan Pembayaran via QRIS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News