kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.463.000   20.000   1,39%
  • USD/IDR 15.105   85,00   0,56%
  • IDX 7.741   -37,59   -0,48%
  • KOMPAS100 1.208   -2,99   -0,25%
  • LQ45 977   -8,26   -0,84%
  • ISSI 231   1,70   0,74%
  • IDX30 500   -4,90   -0,97%
  • IDXHIDIV20 603   -7,05   -1,16%
  • IDX80 137   -0,69   -0,50%
  • IDXV30 142   -1,35   -0,94%
  • IDXQ30 167   -1,85   -1,09%

Laju Pertumbuhan Laba BRI Kian Membaik, Ini Kata Analis


Rabu, 25 September 2024 / 11:32 WIB
Laju Pertumbuhan Laba BRI Kian Membaik, Ini Kata Analis
ILUSTRASI. Laba bersih BRI secara bank only sebesar Rp 36,21 triliun per Agustus 2024


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan laba PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) kian membaik. Hingga Agustus 2024, BRI mampu menumbuhkan laba tahun berjalan mencapai 3,96% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 36,21 triliun.

Pertumbuhan laba tersebut memang menunjukkan peningkatan dari bulan-bulan sebelumnya. Seperti diketahui, pada Juli 2024, laba BRI tumbuh sekitar 3,57% YoY dan di semester I-2024 bahkan hanya tumbuh 0,95% YoY

Adapun, pertumbuhan laba BRI di delapan bulan pertama tahun ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang tercatat masih tumbuh. Meskipun, kenaikan beban bunga yang terjadi secara industri juga tak terhindarkan di BRI.

Lead Investment Analyst Stockbit Rahmanto Tyas menilai kinerja bank only dari BRI pada Agustus 2024 sebagai performa yang positif. Ada beberapa faktor yang menurutnya BRI mampu mencatatkan kinerja bagus.

Baca Juga: Laba Bersih BRI Naik 4% Menjadi Rp 36,21 Triliun per Agustus 2024

“Pertumbuhan PPOP yang didorong Non–Interest Income dan NIM terjaga,” ujarnya dikutip dari riset, Rabu (25/9).

Bank yang dekat dengan wong cilik ini mencatatkan pendapatan bunga bersih naik sekitar 2,89% YoY menjadi Rp 73,63 triliun. Hal tersebut tertahan karena beban bunga mereka naik hingga 45,98% YoY menjadi Rp 34,57 triliun.

Sementara itu, emiten berkode saham BBRI ini juga mampu meningkatkan pendapatan non bunga seperti pendapatan berbasis komisi. Di mana, pada periode Agustus 2024, nilainya naik sekitar 10,71% YoY menjadi Rp 14,9 triliun.

Di sisi lain, kualitas kredit tampaknya masih menjadi tantangan berat bagi BRI untuk menjaga di level yang tetap baik. Hal tersebut tercermin dari biaya pencadangan yang dikeluarkan bank pelat merah ini semakin membengkak.

"Namun, opex dapat terkendali akibat penurunan beban gaji sebesar -28% MoM,” tambah Rahmanto.

Per Agustus 2024, biaya pencadangan atau impairment yang dikeluarkan oleh BRI mencapai Rp 25,59 triliun. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun lalu, biaya pencadangan yang dicatatkan oleh BRI baru senilai Rp 17,76 triliun.

Untuk fungsi intermediasi sendiri, BRI telah menyalurkan kredit sepanjang delapan bulan pertama 2024 mencapai Rp 1.203 triliun. Pencapaian tersebut mengalami kenaikan dari periode sama tahun lalu yang senilai Rp 1.123 triliun.

 

Rahmanto melihat  pertumbuhan kredit BRI hingga Agustus 2024 ini memang sedikit melandai. Ini dibandingkan dengan pertumbuhan kredit per Juli 2024 yang sekitar 8,6% YoY dan masih di bawah target manajemen yang di kisaran 10% hingga 12%.

“Hasil ini sejalan dengan strategi manajemen untuk menyeimbangkan pertumbuhan kredit dengan profitabilitas dan kualitas aset,” ujar Rahmanto.

Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI mencatatkan pertumbuhan hingga 6,64% YoY menjadi Rp 1.349 triliun. Di mana, kontribusi dana murah (CASA) BRI mencapai Rp 874,36 triliun atau setara dengan 64% dari total DPK.

“Di sisi lain, Loan–to–Deposit Ratio (LDR) naik ke level 89,2% dan CASA Ratio meningkat ke level 64,8% seiring penurunan deposito,” tambahnya.

Selanjutnya: Wijaya Karya (WIKA) Raih Kontrak Baru Rp 13,5 Triliun Hingga Agustus 2024

Menarik Dibaca: Euromedica Perkuat Komitmen Kesehatan dan Kecantikan dengan Buka Klinik Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP)

[X]
×