kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Laporan Mastercard Indonesia: Penggunaan Kredit Perbankan oleh UMKM Kurang dari 40%


Kamis, 27 Juni 2024 / 17:39 WIB
Laporan Mastercard Indonesia: Penggunaan Kredit Perbankan oleh UMKM Kurang dari 40%
ILUSTRASI. Pekerja memproduksi dompet di Pandeglang, Banten, Rabu (!9/6/2024). Pemerintah mencatat realisasi kredit usaha rakyat (KUR) yang telah disalurkan hingga Mei 2024 mencapai Rp116,94 triliun meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yaitu sebesar Rp82,66 triliun. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/YU


Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Mastercard Indonesia lewat program berdampak bernama “Strive’’ merilis hasil analisis berupa laporan data kondisi UMKM di dalam negeri bekerja sama dengan A 60 Decibel perusahaan survei (measurement company).

Di dalam laporannya, Mastercard melihat sangat minimnya penggunaan kredit perbankan oleh sejumlah UMKM di dalam negeri.

Dari data yang disajikan dan diterima Kontan, Kamis (27/6) terlihat bahwa dari total sampel survei sebanyak 835 pelaku usaha UMKM, hanya sekitar 33% yang menggunakan akses layanan kredit terhadap perbankan.

Dari data yang sama tercatat, mayoritas dominan menjawab tantangan atau alasan keengganan mereka mengakses layanan kredit perbankan ini utamanya karena suku bunga yang tinggi.

Alasan suku bunga tinggi berkontribusi sebesar 31% terhadap ketidakmauan pelaku usaha mendekati pinjaman perbankan.

Alasan lain adalah kurangnya penjaminan. Dalam hal ini penjaminan adalah jaminan terhadap produktifitas pelaku usaha maupun jaminan kemampuan bayar balik yang harus mereka tanggung setelah mengakses pinjaman.

Alasan lain yakni kurangnya informasi bagi para pelaku usaha terhadap akses permodalan.

Baca Juga: Penyaluran Kredit HiBank ke UMKM Tumbuh 72% Per Mei 2024

Di Laporan yang sama angka sebesar 62% responden dengan jumlah sampel yakni 558 pelaku usaha bahkan menilai bahwa enggannya mereka untuk mengakses layanan perbankan berupa kredit ini karena ketidakbutuhan mereka. Alasan kedua yang turut mendukung yakni ketakutan soal ketidakmampuan bayar setelahnya.

Menanggapi hal ini PT Bank Hibank Indonesia (Hibank) menyebut perlunya kontribusi bank menyediakan produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan UMKM.

Chief Digital Product at Hibank, Ditto Prabowo Widigdo dalam sebuah acara di Jakarta, Kamis (27/6) mengatakan, di Indonesia ada anomali gap yang jelas antara kebutuhan UMKM akan permodalan dan sejauh mana permodalan itu sampai ke UMKM.

"Pinjaman sebagian besar kita melihatnya ketika mendesak saja, padahal untuk UMKM itu adalah kebutuhan produktif," ujar Ditto.

Dengan begitu Ditto menekankan peran penting perbankan untuk mendekatkan akses tersebut. Juga menekankan ke UMKM bahwa pinjaman berupa kredit dan akses lain terhadap permodalan itu tidak lain guna meningkatkan skalabilitas usaha mereka sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×