Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini
KONTAN.CO.ID - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2022 kembali mencatat surplus, yakni sebesar US$4,23 miliar. Kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020.
Bahkan neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan tahun 2021 mencatat surplus US$35,34 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan capaian tahun 2020 sebesar US$21,62 miliar. Nilai surplus ini merupakan rekor tertinggi sejak 15 tahun terakhir atau sejak 2006.
Kinerja surplus sepanjang 2021 ditopang nilai ekspor yang mencapai US$231,54 miliar atau tumbuh 41,88% secara tahunan (yoy). Performa ekspor yang sangat impresif ini terutama bersumber dari komoditas berbasis sumber daya alam, seperti CPO (crude palm oil), batu bara, dan nikel.
Capaian ekspor yang tinggi ini juga didukung oleh kenaikan harga komoditas pangan dan energi global yang melonjak tajam. Menurut BPS, lonjakan harga komoditas tersebut disebabkan oleh tiga faktor, yaitu perubahan iklim, supply chain yang terganggu akibat pandemi Covid-19, dan kelangkaan pangan serta energi akibat perang Rusia dan Ukraina.
Kenaikan harga komoditas yang mendorong ekspor Indonesia tumbuh tinggi berkontribusi signifikan terhadap proses pemulihan ekonomi Indonesia. Kinerja ekspor yang tetap tinggi serta permintaan domestik yang terus meningkat, terutama konsumsi rumah tangga, membuat ekonomi Indonesia makin bertumbuh. BPS mencatat pada triwulan II 2022 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,44% (yoy), jauh di atas capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,01% (yoy).
Sejalan dengan kinerja permintaan domestik dan ekspor yang membaik, pada triwulan II 2022 impor juga tumbuh tinggi sebesar 12,34% (yoy). Pada Juli 2022 nilai impor Indonesia mencapai US$21,35 miliar, naik 1,64% dibandingkan Juni 2022.
Harga komoditas energi dan pangan global yang tinggi serta peningkatan permintaan domestik merupakan peluang bagi pebisnis ekspor impor. Di sisi lain, perusahaan ekspor impor juga menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan usaha, antara lain permasalahan likuiditas dan prosedur ekspor impor yang rumit.
Perusahaan ekspor impor perlu menggunakan layanan transaksi perdagangan global yang memudahkan proses transaksi. Selain itu pelaku usaha ekspor impor juga dapat meminimalkan risiko dalam usaha dan menjaga likuiditas perusahaan dengan memanfaatkan layanan pembiayaan dari perbankan.
Di era teknologi seperti saat ini, perusahaan ekspor impor pun memerlukan transformasi digital untuk mendukung kelancaran operasionalnya. Layanan digital akan memudahkan perusahaan memantau dan mengelola informasi transaksi sehingga proses pelaporan dapat dilakukan secara real time.
Bank Mandiri menghadirkan Mandiri Global Trade sebagai solusi digital yang lengkap dan terpadu bagi perusahaan ekspor impor. Layanan perbankan digital ini dapat diakses melalui platform super Kopra by Mandiri.
Mandiri Global Trade memungkinkan nasabah melakukan penerbitan dan perubahan bank garansi, letter of credit (L/C), Standby Letter of Credit (SBLC), Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) hingga pembiayaan perdagangan secara online. Semua kemudahan tersebut dapat dimanfaatkan nasabah cukup dengan single access pada portal Kopra by Mandiri.
Dengan Mandiri Global Trade, pelaku usaha dapat menjalankan aktivitas ekspor impor secara praktis, aman, dan nyaman melalui satu platform. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Call Center 1500150 atau kopra@bankmandiri.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News