Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bersamaan dengan masa perayaan lebaran, industri multifinance mulai waspada.
Ada kebiasaan, pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) industri multifinance meningkat setelah Idul Fitri.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) paling baru, per Februari 2023, masih memperlihatkan kualitas kredit multifinance membaik.
Ini terlihat dari pembiayaan bermasalah secara tahunan.
Pada Februari 2022 pembiayaan bermasalah sebesar 3,25%, sementara rasio per Februari 2023 di level 2,36%
Baca Juga: BRI Finance Targetkan Pembiayaan Rp 7,2 Triliun Sepanjang Tahun Ini
Hanya saja, posisi pembiayaan bermasalah tersebut masih ada di atas dari posisi akhir tahun 2022 lalu.
Non performing finance pada periode Desember 2022 di level 2,32%.
Direktur Utama PT Mandiri Utama Finance (MUF), Stanley Setia Atmadja mengakui, kenaikan pembiayaan saat menjelang Lebaran diiringi kenaikan risiko kredit macet.
"Dapat dipahami karena menjelang Lebaran kenaikan kebutuhan kendaraan pasti ada sebagian yang bersifat kebutuhan instan atau pertimbangan tidak matang," ujar Stanley, kemarin.
Untuk mencegah potensi tersebut, Stanley menyebut, memilih opsi yang selektif dalam menyalurkan pembiayaan.
Jadi, perusahaan tidak hanya mengejar kenaikan nilai pembiayaan.
Baca Juga: Perkuat Sinergi dengan Induk, BRI Finance Bidik Pertumbuhan Pembiayaan 44%
Saat Ramadan tahun lalu, MUF menjaga laju kenaikan pembiayaan di kisaran 20%.
Kenaikan tersebut seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
"Pembiayaan bermasalah per Maret 2023 terjaga di bawah 1%. Tepatnya, berada di 0,94%," ujar Stanley.
Terkait tren penarikan kendaraan, Stanley menjelaskan, jumlah penarikan di kuartal pertama 2023 berkisar 1.300 hingga 1.800 unit per bulan.
Pada tahun lalu, MUF konsisten melakukan penarikan sekitar 1.000 unit per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News