Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) terus melakukan transformasi menjadi bank digital seiring dengan kebutuhan nasabah. Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan melihat masyarakat Indonesia tengah melakukan transaksi menjadi negara digital.
Kendati demikian, Bank Neo masih melihat beberapa segmen nasabah membutuhkan layanan dari cabang. Tjandra bilang bank tetap memberikan layanan secara fisik di cabang namun dengan jumlah kantor cabang yang tidak banyak.
“Kami juga memiliki layanan digital banking dan internet banking. Tentunya, kami melakukan open banking dengan rekanan bisnis secara open API. Kami akan kolaborasi secara maksimal dengan ekosistem kami yakni Akulaku,” papar Tjandra secara virtual pada Kamis (15/7).
Baca Juga: Tak garap segmen korporasi, ini strategi Bank Jago menjalankan bisnis
Memang Akulaku tercatat sebagai pemegang saham pengendali Bank Neo. Selain itu, Tjandra bilang juga akan melakukan terus jalin kerja sama dengan group besar Alibaba sebagai investor Akulaku.
“Banyak perusahaan di Indonesia yang diinvestasi oleh Alibaba Group. Nah, kami akan melakukan sinergis dengan tujuan memberikan layanan terbaik bagi nasabah. Kami percaya, dengan sinergi dan kolaborasi kami bisa meminimalisir biaya-biaya, jadi bukan kompetisi,” jelas Tjandra.
Ia menyebut, Bank Neo telah bekerja sama dengan Sunline, Tencent, Alicloud, Arrash, dan Huawei dalam mengembangkan infrastruktur digital bank.
Dalam menjalankan model bisnis, Bank Neo terus mengembangkan layanan kebutuhan sehari-hari pengguna seperti top up, utility, makanan dan minuman, serta transportasi. Juga layanan lewat QR payment dan direct debit payment.
Baca Juga: Bank Neo Commerce targetkan kucuran kredit Rp 750 miliar via P2P lending
Bank Neo menargetkan bisa menyalurkan kredit melalui fintech peer to peer (P2P) lending senilai Rp 750 miliar sepanjang 2021. Pinjaman itu akan disalurkan melalui 15 hingga 20 entitas P2P lending. Tjandra Gunawan bilang kerja sama ini guna memenuhi ketentuan minimum penyaluran kredit ke sektor UMKM sesuai arahan regulator.
Selain menyasar ke sektor produktif, Bank Neo juga menggandeng P2P lending untuk menyasar pembiayaan konsumtif untuk pembiayaan kebutuhan perusahaan yang bersifat konsumtif.
“Kami harapkan bantuan kredit kami dapat membantu pelaku UMKM untuk beroperasi lebih efisien. Melalui pembiayaan ini, kami harapkan dapat berkontribusi untuk mendorong 30 juta pelaku UMKM dapat Go Digital pada tahun 2023 sebagaimana yang telah dicanangkan pemerintah,” ujar Tjandra.
Hingga saat ini, Bank Neo sudah bekerja sama dengan kurang lebih 9 platform fintech. Untuk pembiayaan produktif, Tjandra bilang sudah bekerjasama dengan Crowdo, Esta Kapital, Restock.id, dan Modal Rakyat.
Sedangkan untuk pembiayaan konsumtif, Bank Neo berkolaborasi dengan Finmas dan Kredito. Sedangkan dalam jangka waktu dekat, Tjandra bilang bakal menggandeng Kredit Cepat, Finplus, Danai.id dan Bantusaku.
Selanjutnya: Pembiayaan PNM mencapai Rp 22,8 triliun di semester I 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News