Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan-perusahaan asuransi jiwa mulai mengubah strategi bisnisnya dengan fokus menjual produk-produk dengan premi reguler.
PT BNI Life Insurance misalnya, mencanangkan program Go Regular pada November 2018 lalu. Melalui program ini, BNI Life bakal lebih fokus untuk menjual produk-produk dengan pembayaran premi secara berkala selama polis berlaku, seperti produk unitlink reguler premi dan produk tradisional.
Hal tersebut juga terjadi pada Capital Life. Perusahaan ini mulai mengeluarkan produk dengan premi reguler. Padahal, sebelumnya seluruh premi Capital Life nyaris bersumber dari unitlink dengan premi tunggal.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengatakan perubahan tersebut adalah wujud strategi bisnis perusahaan. Menurut dia, premi regular dapat mendatangkan keuntungan yang lebih bagus.
Alasannya, apabila perusahaan asuransi tidak bisa mengelola dengan baik premi single yang dibayarkan sekaligus dan berlaku untuk jangka waktu panjang, hal ini justru berpotensi merugikan.
Perusahaan asuransi harus menggunakan perhitungan yang matang karena ada banyak asumsi untuk masa depan, mulai dari asumsi suku bunga dan imbal hasil investasi yang bisa berubah. Kalau asumsi tersebut berubah ke arah negatif, maka premi single bisa merugikan.
Berbeda halnya dengan premi regular yang juga untuk jangka panjang tapi dibayarkan secara berkala. Perubahan asumsi tersebut lebih bisa diantisipasi oleh perusahaan asuransi. “Jadi lebih sehat bagi perusahaan kalau memperbanyak produk-produk dengan premi reguler dibanding premi single,” kata Togar, Rabu (30/1).
Sementara itu, Pengamat Kebijakan Perasuransian dan Jaminan Sosial Irvan Rahardjo mengatakan, pembayaran premi regular atau secara berkala, baik bulanan atau tahunan ini dapat menghasilkan kontinuitas sepanjang tahun sehingga ada keteraturan arus kas bagi perusahaan. Selain itu, ada komisi yang reguler bagi agen sehingga jadi lebih besar dibandingkan komisi dari premi single.
Meskipun begitu, Irvan mengatakan, biasanya kedua jenis pembayaran premi ini memiliki peminat masing-masing. Premi single biasanya diminati oleh nasabah dari kalangan pengusaha ataupun profesi bebas, sedangkan nasabah pegawai yang penghasilan tetap memilih premi reguler. “Karena premi single membayar sekaligus yang tentu lebih berat bagi yang berpenghasilan tetap,” kata Irvan, Rabu (30/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News