Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Test Test
JAKARTA. Masa transisi kebijakan pemanjangan profil jatuh tempo instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang berjalan sejak 10 Maret lalu, sudah hampir berakhir. Bila tidak ada aral melintang, mulai Juni ini, tepatnya Rabu esok (9/6), sistem lelang SBI resmi beroperasi satu bulan sekali untuk seterusnya.
Pemanjangan masa lelang dari seminggu sekali menjadi sebulan sekali dimaksudkan oleh Bank Indonesia (BI) agar perbankan mulai terbiasa mengelola likuiditas dalam rentang yang lebih panjang. Selain itu, juga sebagai bagian dari upaya financial deepening alias pendalaman pasar keuangan. Praktisnya, BI ingin agar bank lebih mengoptimalkan pasar uang antar bank dan memanfaatkan transaksi repurchase agreement (repo) SBI.
Sejauh ni, BI menilai tujuan tersebut sudah mulai menampakkan hasil. Ini terlihat dari data terakhir terkait volume transaksi di PUAB dan repo yang kian membengkak. "PUAB semakin ramai, demikian juga pasar repo dan pasar sekunder SBI," kata Kepala Biro Humas BI Difi A. Johansyah kepada KONTAN, Senin (7/6).
Di pasar uang antara bank misalnya, Difi menjelaskan, sebelum perubahan waktu lelang, volume transaksi perbankan di PUAB hanya sekitar Rp 8 triliun hingga Rp 9 triliun per hari. "Itu rata-rata volume harian PUAB selama periode 2009 hingga Februari 2010," ujarnya. Selama rentang tersebut, frekuensi PUAB rata-rata sebesar 190 kali per hari.
Begitu ada perubahan waktu lelang, di masa transisi yakni dari Maret 2010 hingga Mei 2010, volume transaksi di PUAB mengalami peningkatan menjadi Rp 10,5 triliun per hari, dengan frekuensi transaksi mencapai 234 kali per hari.
Bukan hanya PUAB yang menjadi lebih ramai pasca kebijakan baru, transaksi perbankan di pasar repo SBI juga mulai mekar. Selama tahun 2009 hingga Februari 2010, nilai transaksi repo hanya tercatat sebesar Rp 90 miliar per hari. Namun, selama masa transisi kebijakan volumenya sudah melonjak menjadi Rp 150 miliar per hari.
Difi menambahkan, pasar sekunder SBI juga mengalami peningkatan volume hampir dua kali lipat bila dibandingkan masa sebelum kebijakan baru diterapkan. "Sampai Februari lalu volumenya baru sebesar Rp 2,5 triliun sampai Rp 3 triliun per hari. Selama masa transisi dari Maret sampai Mei 2010, volumenya mencapai Rp 4,5 triliun per hari," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News