kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

Lepas Bisnis Ritel, Citi Indonesia Fokus Geluti Bisnis Institutional


Sabtu, 18 November 2023 / 06:05 WIB
Lepas Bisnis Ritel, Citi Indonesia Fokus Geluti Bisnis Institutional
ILUSTRASI. Batara Sianturi, CEO Citi Indonesia


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Citibank N.A, Indonesia (Citi Indonesia) secara resmi akan mengakhiri bisnis ritel yang dimiliki pada akhir pekan ini. Ini berarti, Citi Indonesia akan benar-benar fokus pada bisnis institusi atau ke depannya.

Dalam hal ini, Citi Indonesia akan menyelesaikan proses migrasi nasabah ritelnya kepada Bank UOB Indonesia. Itu sesuai dengan kesepakatan akuisisi tahun lalu senilai S$ 5 miliar yang sepaket dengan portofolio bisnis consumer banking di 4 negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam. 

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengungkapkan pihaknya telah berencana untuk mengeluarkan beberapa produk pada tahun depan. Ini bakal menandai fokus bisnis baru yang dimiliki Citi Indonesia terkait bisnis korporasi.

Batara pun merinci akan ada enam lini bisnis yang bakal menopang bisnis Citi Indonesia ke depannya. Di antaranya adalah investment banking, corporate banking, commercial banking, transaction banking, market and treasury banking dan terakhir custody banking.

Baca Juga: Nasabah Ritel Citi Jangan Lupa, Proses Migrasi ke UOB Dilakukan Akhir Pekan Ini

“Untuk enam bisnis ini, kami akan investasikan beberapa produk inovasi dan akan memenuhi kebutuhan klien kami yang ada 700 multinasional bisnis,” ujarnya.

Ia menyebut akan meluncurkan beberapa produk baru untuk global transaction banking dalam memfasilitasi multinasional bisnis yang beroperasi di seluruh dunia, sehingga global company bisa ter-connect dan menjadi real time di tahun 2024

Adapun, Batara menegaskan pengalihan bisnis consumer banking termasuk kartu kredit dan wealth management kepada UOB sendiri merupakan strategi bisnis global. Di mana, untuk segmen consumer banking hanya akan difokuskan di home country, yaitu Amerika

“Di luar home country itu fokusnya bakal institutional banking. Sehingga di luar Amerika hampir 100% berjalan di bisnis institutional bisnis, kecuali Singapura, Hong Kong dan Dubai, karena mereka sebagai hub dari private banking ya,” ujar Batara.

Batara pun bilang bahwa di antara enam lini bisnis ini tidak ada yang akan mendominasi. Artinya, Citi Indonesia akan mengembangkan enam bisnis ini secara merata.

Hingga September 2023, bisnis institutional Citi Indonesia memang disebut menopang kinerja perusahaan. Batara bilang peningkatan kinerja disebabkan oleh meningkatnya pendapatan bunga bersih di lini bisnis institutional banking.

Sebagai informasi, pendapatan bunga bersih bank yang berkantor pusat di New York ini tercatat naik sekitar 47,26% YoY. Nilai pendapatan bunga bersih yang dimiliki senilai Rp 3,64 triliun.

Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) Catat Transfer Valas Melalui Livin Tembus 44.000 Transaksi

Adapun, salah satu bisnis institutional banking yang tumbuh adalah global network banking. Di mana, pertumbuhan pendapatannya tumbuh sebesar 16% di kuartal ketiga tahun 2023. 

Batara bilang ini tercapai melalui beragam inisiatif, termasuk koridor Asia-ke- Asia dari klien Asia yang berinvestasi di Indonesia, yang mana meningkat 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan kontribusi terbesar dari klien desk China yang meningkat 27% dan desk Japan 22%.

Selain itu, Citi Commercial Bank juga membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 22% sepanjang kuartal tiga 2023. Pertumbuhan tersebut terutama berasal dari klien-klien multinasional dan solusi manajemen kas. 

“Pertumbuhan ini menjadi bukti kerangka bisnis yang kuat yang telah dibangun selama bertahun-tahun,” ujar Batara.

Meski demikian, Batara menyadari ada potensi penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK) setelah portofolio bisnis ritel berpindah. Namun, potensi itu sudah diprediksi dan masuk dalam rencana bisnis bank awal tahun ini.

“waktu kita submit plan ke OJK, sudah termasuk pengalihan itu. Turun (DPK) di saya, sementara naik di UOB, karena dialihkan (consumer business-nya),” ujarnya.

Sebagai informasi, Citibank Indonesia meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp 69,74 triliun pada kuartal III/2023, turun 2,15% dari yang sebelumnya Rp 71,27 triliun pada kuartal III/2022.  

Secara rinci, deposito dan tabungan masing-masing turun 5,52% dan 21,43% menjadi Rp 17,2 triliun dan Rp 5,58 triliun per September 2023. Sementara giro tercatat naik 2,17% menjadi Rp 46,96 triliun dari yang sebelumnya Rp 45,96 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×