kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Likuiditas masih akan ketat sampai akhir tahun


Jumat, 18 Juli 2014 / 15:22 WIB
Likuiditas masih akan ketat sampai akhir tahun
ILUSTRASI. Simak daftar tim dan roster peserta MPL ID Season 11


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Perbankan Tanah Air masih akan mengalami pengetatan likuiditas sampai akhir tahun ini. Pasalnya, perbankan masih ngoyo menggenjot pertumbuhan kredit demi memperoleh laba. Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon Indonesia, mengakui, pengetatan likuiditas masih akan ketat sampai akhir tahun ini, bahkan tahun depan.

Oleh karena itu, di awal tahun, Danamon terus menghimpun dana pihak ketiga (DPK), meskipun harus mengalami pembengkakan biaya dana atau cost of fund akibat bunga tinggi. "Ke depan, Danamon akan memperlambat laju kredit karena cost of fund kian tinggi," kata Vera, kemarin. Bank Danamon memperlambat laju kredit sebesar 10%-12% untuk semester II/2014, dari realisasi pertumbuhan sebesar 13% per Juni 2014.

Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP, menyetujui likuiditas masih ketat sampai akhir tahun, karena bank bersaing ketat dengan pemerintah dalam pencarian dana. Misalnya, pemerintah menerbitkan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan surat utang (bond). "Kondisi likuiditas ketat bukan hanya sekarang, tapi ini akumulasi dari beberapa tahun terakhir," ucap Parwati.

Bank milik investor Singapura ini, mengaku, pihaknya tidak akan gencar mencari dana di pasar, karena tidak jor-joran menyalurkan kredit demi menjaga kualitas kredit. Karena, jika tidak selektif menyalurkan kredit, maka dikhawatirkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) akan tinggi. "Kredit tidak ada revisi yakni masih di level 19%-20%," tambah Parwati.

Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI, mengatakan, perbankan jangan terus-terusan menggenjot pertumbuhan kredit. Karena itu akan membuat persaingan perebutan dana pada bank besar dan bank kecil. Nah, bagi bank besar tidak masalah mengeluarkan bunga tinggi, tapi bagi bank kecil itu akan menjadi kendala, karena biaya daya akan membengkak. "Otomatis bank kecil akan memberikan bunga simpanan lebih tinggi daripada bank besar," kata Halim.

Halim mengharapkan, likuiditas akan kembali stabil pasca pengumuman pemenang Pemilihan Presiden pada 22 Juli 2014. "Setelah Pemilu pasti akan ada dana-dana yang masuk ke Indonesia. Itu akan memperkuat likuiditas di dalam negeri," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×