kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Likuiditas mengering, bank merilis surat utang


Selasa, 30 Juli 2013 / 12:00 WIB
Likuiditas mengering, bank merilis surat utang
ILUSTRASI. Salah Satu E-Bike Pendatang Baru, Cek Harga Sepeda Polygon Kalose Lanes Evo


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. Likuiditas industri perbankan semakin mengetat. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), Loan to Deposit Ratio (LDR) per Mei berada di posisi 85,84%. Angka tersebut meningkat dibanding 81,61% pada periode yang sama tahun lalu.

Rendahnya pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) membuat perbankan harus berpikir ulang mencari dana untuk pembiayaan. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya, berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp 8 triliun.

"Kami ada rencana penerbitan obligasi. Tapi waktunya akan disesuaikan. Karena kondisi pasar saat ini kurang stabil," sebut Direktur Keuangan Bank Mandiri, Pahala Mansury.

Tadinya, Mandiri ingin obligasinya terbit pada akhir kuartal kedua ini. Namun rencana tersebut harus mundur jadi semester kedua.

Sepanjang tahun ini, Mandiri menargetkan kredit mampu tumbuh 19%-20% di akhir tahun. Pada posisi Juni, kredit Mandiri naik 22,3% dari Rp 349,9 triliun menjadi Rp 428,7 triliun. Sedangkan DPK tumbuh 20,1% dari Rp 418,2 triliun ke posisi Rp 502,4 triliun.

LDR Mandiri pun memang tercatat belum terlalu tinggi, yakni 82,75%. Namun posisi tersebut mengalami peningkatan menjadi 81,42%.

Bank lain yang likuiditasnya mengering adalah PT Bank Danamon Tbk (BDMN). Posisi LDR Danamon mencapai posisi 105,39% semester pertama ini. Angka tersebut meningkat dari 97,11% di periode yang sama tahun lalu.

Kredit Danamon tercatat tumbuh 12% dari Rp 110 triliun menjadi Rp 124 triliun. Sedangkan, DPK malah mengalami penurunan tipis 0,4% dari Rp 93,3 triliun ke posisi Rp 92,9 triliun.

Padahal, Danamon pun mempunyai tanggung jawab mengurus anak usahanya yakni PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF). Rencananya, Adira akan menerbitkan obligasi senilai Rp 1,5 miliar. Namun, Danamon pun masih melihat kondisi pasar saat ini.

"Kalau pasar tidak mengizinkan, tidak apa. Rp 1,5 triliun itu kecil. Danamon siap memenuhi," sebut Direktur Keuangan Danamon, Vera Eve Lim.

Sebelumnya, Adira pun telah menerbitkan obligasi sebesar Rp 2 triliun. Jumlah tersebut akan jatuh tempo dalam waktu dekat ini. Vera bilang, Danamon telah menyiapkan pendanaan lain untuk melunasinya.

Lalu, PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) juga mengalami pengetatan likuiditas yang luar biasa. LDR BTN bahkan menginjak 110,58%. Tingginya LDR BTN tersebut tak terjadi baru-baru ini. Pada semester pertama tahun lalu pun, posisinya sudah mencapai 108,3%.

Maka dari itu, BTN telah menerbitkan obligasi Rp 2 triliun di tahun ini. Obligasi tersebut merupakan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) tahap kedua. BTN telah meluncurkan obligasi tahap pertamanya pada tahun lalu senilai Rp 2 triliun.

Selain menerbitkan obligasi, BTN juga mencari dana dengan obligasi, term deposit, sekuritasasi, dan lain-lain. "Karena kita membutuhkan dana jangka panjang," aku Direktur Keuangan BTN, Saut Pardede.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×