Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Gedong Panjang, Jakarta Utara saat ini telah membina dan bermitra dengan 20 Agen BRILink. Nasabah BRI bisa melakukan transaksi perbankan di agen BRILink yang sudah ditunjuk Bank BRI setempat.
Di kawasan Penjaringan yang memang padat penduduk menjadi peluang bagi agen BRILink untuk mendapatkan transaksi maksimal setiap harinya. Dengan adanya Agen BRILink di Penjaringan, banyak masyarakat terbantu dalam melakukan transaksi perbankan.
Sandi Sanyoto Kepala Unit BRI Gedong Panjang Jakarta Utara mengatakan, pihaknya sudah membina sekitar 20 Agen BRILink di bawah Unit Gedong Panjang.
Agen BRILink tersebut memiliki usaha beragam. Lindawati Agen BRILink mengatakan sebelum menjadi perpanjangan tangan BRI kepada nasabah, dirinya memiliki usaha 11 kontrakan dengan tarif sewa Rp 1 juta-Rp 1,3 juta per kamar. Selain itu, keluarganya juga menyewakan lahan parkir motor dan mobil untuk warga setempat.
Menurutnya, pendapatan dari usaha penyewaan lahan parkir mobil dan motor bisa sekitar Rp 3 juta-Rp 4 juta per bulan. Tak puas dengan usaha tersebut, Lindawati ingin terus berkembang dengan berkegiatan, maka dirinya disarankan untuk mendaftar sebagai agen BRILink saat itu.
"Saat itu banyak yang ingin jadi agen BRILink, sampai antre, termasuk saya," kata dia ke Kontan.co.id, Selasa (15/3).
Ia mengatakan setelah memiliki usaha kontrakan dan lahan parkir, pada tahun 2017 Lindawati dan suami akhirnya resmi menjadi Agen BRILink. "Pertama saya deposit Rp 35 juta. Sekarang sudah Rp 610 juta depositnya," ucap dia.
Ia mengatakan, sembari mengelola kontrakan dan parkir, dirinya terus serius menjadi Agen BRILink dengan melayani para nasabah yang ingin transaksi.
Ia menceritakan bahwa setiap hari bisa kedatangan 150 nasabah untuk melakukan transaksi perbankan. Dari sana bisa ditaksir keuntungan yang diperloleh Lindawati bisa mencapai Rp 20 juta per bulan dengan nilai transaksi bisa miliaran. Linda merupakan Agen BRILink nomor 2 di kantor BRI Tanah Abang.
Lindawati menyatakan, cara dia untuk mendapatkan nasabah yang loyal dirinya kerap memberikan bingkisan setaip kali lebaran. "Saya lima hari sebelum lebaran, saya kasih oleh-oleh ke nasabah saya," terang dia.
Ia bilang nasabahnya bisa menarik tunai sampai lebih dari Rp 100 juta. Mereka yang menarik tunai sebesar itu adalah nasabah di usaha perikanan. Namun saat ini usaha nasabahnya sedang sepi sehingga pemasukannya berukurang.
Linadawati mengatakan harapannya sebagai agen BRILink agar nasabah semakin bertambah. Sebab bukan memang persaingan sebagai agen BRILink juga kerap menjadi ancaman bagi mereka.
Jarak yang dekat juga memungkinkan Agen BRILink memakan kue yang sama. Belum lagi pesaing dari Alfamart dan Indomaret yang juga menyediakan transaksi perbankan di sana.
Ini pula yang dialami oleh Intang Pemilik Warung Sembako yang juga Agen BRILink. Ia mengatakan, pada tahun 2016 hanya dirinya yang menjadi agen BRILink di lingkungan rumahnya di Penjaringan. Tetapi saat Agen BRILink sudah mulai menjamur. "Sekarang agen BRILink banyak, tadinya saya sendiri, bank selain BRI juga bikin," ungkap dia.
Meski demikian, Intang mengatakan bahwa dirinya sudah memiliki nasabah loyal meskipun memang ada ceruk pasar yang diambil oleh pesaing dari Agen BRILink ataupun dari perbankan lain.
Ia menyatakan dalam kegiatannya menjadi Agen BRILink banyak ditemukan nasabahnya yang sering melakukan tarik tunai sekitar Rp 1 juta-Rp 20 juta. "Sebulan bisa puluhan orang untuk transaksi," terang dia.
Intang mengatakan bahwa pendapatan dari usahanya makin bertambah dengan menjadi agen BRILink. Usaha warung sembako yang dirintis Lintang dimulai pada tahun 2013. "Omzet saya sehari bisa Rp 800.000-Rp 1,3 juta," terang dia.
Intang mengatakan untuk membeli rumah di Sulawesi dirinya pernah meminjam Rp 50 juta kepada BRI di Gedong Panjang. "Saya dapat KUR Rp 50 juta, saat itu ada saudara saya jual rumah. Saya beli, terus saya buat kontrakan di sana," terang dia.
Tak hanya kontrakan di kampungnya, Intang mengatakan bahwa keluarganya memiliki tiga rumah dengan delapan pintu dengan tarif Rp 800.000 sampai Rp 1,5 juta per kamar.
"Saya di depan juga punya kontrakan empat pintu dengan tarif Rp 700.000 per kamar," ungkap dia.
Ia mengatakan omzet dari kontrakan bisa mendapat Rp 8 juta per bulan. Dengan menjadi agen BRILink pendapatan semakin bertambah. "Tapi sekarang banyak Indomaret dan Alfamart, mereka kan bisa transaksi juga," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News