Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di mata investor asing, bisnis asuransi tampaknya menjanjikan di Indonesia. Ini menjadi salah satu penyebab maraknya investor dalam negeri justru mengurangi kepemilikan sahamnya di industri asuransi.
Sebut saja, grup konglomerasi Lippo yang sedang berproses untuk mengurangi kepemilikannya di dua perusahaan asuransi yang dimiliki yaitu PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) dan PT Lippo Life Assurance (Lippo Life).
Untuk LPGI, Hanwha Life Insurance yang berasal dari Korea bakal menjadi pemegang saham pengendali sebesar 62,59% dari total saham. Sementara, kepemilikan Lippo Group melalui PT Inti Anugerah Pratama akan turun jadi 23%.
Baca Juga: Hanwha Life dan Lippo Group Sepakati Kerjasama Strategis Multi Sektor
“Proses dengan Hanwha Life masih menunggu persetujuan dengan OJK,” ujar Presiden Direktur PT Lippo General Insurance Tbk Agus Benjamin kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Sementara itu, kepemilikan Lippo Group atas saham Lippo Life juga akan berkurang dengan LPGI berencana menjual 199 juta lembar saham. Per 30 Juni 2022, LPGI memiliki 100% saham di Lippo Life.
Lagi-lagi, Agus hanya bilang bahwa proses transaksi tersebut juga masih dalam proses persetujuan dari regulator yakni OJK.
"Masih terlalu dini jika saya info sekarang,” ujarnya.
Agus hanya menyebutkan bahwa pengurangan kepemilikan saham ini bukan semerta-merta berarti Lippo Group keluar dari bisnis asuransi. Dia bilang Lippo Group berencana tetap menjadi mitra strategi dengan Hanwha Life.
“Dengan tetap memegang saham dalam jumlah tertentu,” imbuhnya.
Memang, jika merujuk pada regulasi yang ada yaitu Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2018, kepemilikan asing hanya dibatasi maksimal 80%.
Baca Juga: Grup Lippo Melepas Saham di Bisnis Asuransi, Ada Apa?
Itu berarti Lippo Group bisa jadi tak akan keluar dari kepemilikan di LPGI, kecuali ada investor lokal yang tertarik membelinya.
Sebelumnya, Lippo Group bersama Hanwha Life justru hubungannya semakin erat karena menyepakati melakukan kerjasama strategis di multi sektor.
Artinya, kerjasama keduanya tak hanya akan berhenti di sektor asuransi, Melainkan, bakal ada kerjasama-kerjasama lainnya di sektor finansial seperti bank digital, sektor teknologi digital dan sektor kesehatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News