Reporter: Mona Tobing |
JAKARTA. Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB KUMKM) menargetkan penyaluran dana senilai Rp 1,9 triliun. Angka ini tumbuh hingga 123% dibandingkan pencapaian sepanjang tahun 2012.
Manajemen LPDB KUMKM optimistis, penyaluran dana bergulir bakal mencapai target lantaran dua hal. Pertama, secara nasional, penetrasi penyaluran dana bergulir baru mencapai 1% . Sepanjang 2012 LPDB telah menyalurkan dana ke 1.600 koperasi dari total jumlah koperasi yang tercatat di Kementerian Koperasi Usaha Kecil Menengah (Kemkop UKM) sebanyak 195.000 koperasi.
Kedua, pinjaman berbunga murah. Ini mendorong pelaku sektor usaha kecil menengah (UKM) dan koperasi mengakses fasilitas dana bergulir. Saat ini, LPDB menetapkan bunga 6% per tahun untuk debitur UKM dan koperasi yang bergerak di sektor rill.
Sedangkan koperasi simpan pinjam, berbunga 9%. Ini masih lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang sebesar 10,5%. "Bunga masih berpeluang turun, tergantung kondisi daerah. Di daerah timur yang perekonomiannya belum semaju kota, kami berikan bunga sebesar 3%," kata Halomoan Tamba, Direktur Bisnis LPDB KUMKM, Kamis (17/1).
Karena itu, LPBD meningkatkan percepatan layanan kepada koperasi dan UMKM dengan menggandeng dinas koperasi di daerah serta membentuk unit layanan daerah di lima ibukota provinsi pada tahun 2013. Antara lain Medan, Palembang, Makassar, Balikpapan dan Sorong.
Sejauh ini LPDB menghadapi kendala penyaluran dana. Pertama, minimnya koperasi dan UKM yang mengetahui layanan pinjaman ini. Kedua, rendahnya tingkat kelayakan koperasi yang mengajukan permohonan pinjaman.
Ketidaklayakan itu karena beberapa sebab. Antara lain, usaha masih tahap pemula, infrastruktur dan SDM KUMKM yang belum memadai. Ketiga, luasnya wilayah pelayanan LPDB. Sehingga mempengaruhi kecepatan pelayanan, resiko pinjaman dan monitoring evaluasi.
Sepanjang 2012, LPDB telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp 851,36 miliar. Di sisi pendapatan, manajemen meraih Rp 104,6 miliar. "Sedangkan nilai jasa layanan atau profit yang diperoleh tahun lalu senilai Rp 132 miliar tumbuh 10%," kata Halomoan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News