Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Asal tahu, saat ini peraturan pelaksana terkait bank jangar juga masih dalam proses penyusunan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Dalam waktu dekat beleid ketentuan bakal terbit dalam bentuk surat keputusan bersama (SKB).
Meski belum terbit, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kini juga mulai getol mengucurkan kredit kepada perbankan lain. Meski demikian, Presiden BCA Jahja Setiatmadja menampik aksi perseroan terkait bank jangkar.
Baca Juga: BCA getol kucurkan kredit antar bank, ini kata manajemen
Maklum, selain bank pelat merah, BCA merupakan calon kuat bank jangkar. Dalam dua minggu terakhir, bank swasta terbesar di tanah air ini sudah mengucurkan kredit Rp 3 triliun kepada dua bank yaitu PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk (SDRA) senilai Rp 2 triliun, dan PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW) senilai Rp 1 triliun.
“Pinjaman tersebut tidak terkait bank jangkar. Kalau ada yang butuh dan suah langgan dengan perseroan kami kasih pinjaman,” katanya kepada Kontan.co.id.
Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia, Direktur Bank QNB Windiarto Tabingin bilang pinjaman dari Rp 1 triliun dari BCA bakal digunakan untuk memperkuat usaha, sekaligus likuiditas perseroan.
Hal senada juga dinyatakan oleh Direktur Business Support Bank Woori Sadhana Priatmadja. Ia bilang pinjaman berupa fasilitas kredit modal kerja tersebut memang direncanakan untuk mendukung likuiditas perseroan, terutama mengerek net stable funding ratio (NSFR).
Baca Juga: Ada wabah corona, PNM bakal kaji ulang rencana dan target bisnis tahun ini
Sadhana bilang, efek pinjaman modal kerja lebih besar terhadap NSFR dibandingkan melalui skema pasar uang antar bank (PUAB). Sepanjang 2020 NSFR perseroan memang sedikit tergerus, per Maret 2020 sebesar 104,57%, sedangkan akhir tahun lalu berada pada level 107,11%. Penurunan terjadi akibat meningkatnya biaya dana pada tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News