kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

LPS siap tangani bank gagal dari skema bank jangkar


Jumat, 05 Juni 2020 / 19:09 WIB
LPS siap tangani bank gagal dari skema bank jangkar
ILUSTRASI. Karyawan membersihkan logo baru Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Selasa (23/4/2019). LPS siap tangani bank gagal dari skema bank jangkar. ANTARA FOTO/Audy Alwi/hp.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

Asal tahu, saat ini peraturan pelaksana terkait bank jangar juga masih dalam proses penyusunan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Dalam waktu dekat beleid ketentuan bakal terbit dalam bentuk surat keputusan bersama (SKB).

Meski belum terbit, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kini juga mulai getol mengucurkan kredit kepada perbankan lain. Meski demikian, Presiden BCA Jahja Setiatmadja menampik aksi perseroan terkait bank jangkar.

Baca Juga: BCA getol kucurkan kredit antar bank, ini kata manajemen

Maklum, selain bank pelat merah, BCA merupakan calon kuat bank jangkar. Dalam dua minggu terakhir, bank swasta terbesar di tanah air ini sudah mengucurkan kredit Rp 3 triliun kepada dua bank yaitu PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk (SDRA) senilai Rp 2 triliun, dan PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW) senilai Rp 1 triliun.

“Pinjaman tersebut tidak terkait bank jangkar. Kalau ada yang butuh dan suah langgan dengan perseroan kami kasih pinjaman,” katanya kepada Kontan.co.id.

Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia, Direktur Bank QNB Windiarto Tabingin bilang pinjaman dari Rp 1 triliun dari BCA bakal digunakan untuk memperkuat usaha, sekaligus likuiditas perseroan.

Hal senada juga dinyatakan oleh Direktur Business Support Bank Woori Sadhana Priatmadja. Ia bilang pinjaman berupa fasilitas kredit modal kerja tersebut memang direncanakan untuk mendukung likuiditas perseroan, terutama mengerek net stable funding ratio (NSFR).

Baca Juga: Ada wabah corona, PNM bakal kaji ulang rencana dan target bisnis tahun ini

Sadhana bilang, efek pinjaman modal kerja lebih besar terhadap NSFR dibandingkan melalui skema pasar uang antar bank (PUAB). Sepanjang 2020 NSFR perseroan memang sedikit tergerus, per Maret 2020 sebesar 104,57%, sedangkan akhir tahun lalu berada pada level 107,11%. Penurunan terjadi akibat meningkatnya biaya dana pada tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×