Reporter: Anaya Noora Pitaningtyas |
JAKARTA. PT VISA WorldWide Indonesia (VISA Indonesia), akan meluncurkan sistem dynamic authentication tahun ini. Presiden Direktur VISA Indonesia, Ellyana Fuad, menjelaskan sistem tersebut dimaksudkan agar transaksi online menjadi lebih aman. Perusahaan penyedia layanan kartu kredit ini berubah menjadi perseroan terbatas (PT) baru pada 13 April lalu.
Head of Risk Management VISA Internasional, Mike Smith menjelaskan sistem ini nantinya akan mengirimkan password kepada para nasabah ketika mereka ingin melakukan transaksi. Masing-masing transaksi memiliki password yang berbeda-beda untuk menjaga keamanan transaksi.
Jika digunakan oleh selain pemilik, secara otomatis transaksi ini akan dibatalkan. Pengiriman password ini akan dilakukan oleh bank yang bekerjasama dengan VISA.
Ellyana mengatakan dari total 25 perbankan yang bekerjasama dengan VISA, saat ini baru tujuh bank yang bersedia menggunakan sistem ini. Sayangnya, Ellyana tidak bersedia mengatakan siapa saja perbankan tersebut.
Meskipun ini adalah kali pertama sistem seperti ini diluncurkan di Indonesia, Ellyana tidak mau membocorkan kapan tepatnya sistem ini akan dilempar ke pasar. Mengenai nilai investasi untuk sistem ini, ia mengaku dari masing-masing bank berbeda nilainya. Pihak VISA Indonesia sendiri enggan mengatakan berapa nilai investasi yang mereka keluarkan.
VISA Indonesia mengaku optimis dengan peluncuran sistem ini. Pasalnya mereka berkaca pada India yang telah menerapkan sistem ini terlebih dahulu. Ellyana mencontohkan tingkat penjualan online di India meningkat 8% sejak diberlakukan sistem ini. India memang mewajibkan seluruh perbankannya menggunakan sistem ini.
Isu keamanan sistem online memang menjadi perhatian dari VISA Internasional. Pada awal 2010 lalu mereka meluncurkan kartu kredit yang memiliki chip istimewa. Mike mengatakan banyak kasus pemalsuan kartu kredit menggunakan cara memalsukan barcode kartu. Dengan adanya chip ini, kartu tersebut bisa saja dikopi namun tidak bisa digunakan. Hasil nyatanya, tingkat pemalsuan (fraud) penggunaan VISA secara global menurun drastis. Di 2010 angka fraudnya sebesar 0,05%, menurun lebih dari 60% dari 2009. Sementara itu di Indonesia angka fraudnya menjadi kurang dari 0,02%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













