Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lesunya pasar asuransi umum memaksa pelaku usaha untuk memutar otak. Tak cuma mengincar lini bisnis yang masih bisa tumbuh, namun juga lebih selektif memilih risiko.
Menurut Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dadang Sukresna, langkah untuk meningkatkan selektivitas ini perlu agar angka klaim tak makin membengkak di tengah pasar asuransi yang makin ketat.
Dus, kinerja asuransi umum diharapkan tak makin terjerembab. "Sehingga dari hasil underwriting masih bisa dijaga," ungkapnya belum lama ini.
Langkah pelaku usaha untuk makin sleketif ini setidaknya terlihat dari kinerja hasil underwriting asuransi yang didapat. Otoritas Jasa Keuangan mencatat, hingga bulan Agustus kemarin hasil underwriting pelaku usaha di sektor ini tercatat sebesar Rp 7,47 triliun. Jumlah ini naik tipis dari periode yang sama di tahun kemarin yang sebanyak Rp 7,37 triliun.
Setidaknya ini bisa jadi sedikit kabar gembira. Pasalnya pada periode yang sama, masih terjadi penurunan premi bruto dari Rp 34,15 triliun menjadi Rp 34,54 triliun.
Asosiasi sendiri mencatat memang ada beberpaa lini bisnis yang mencatatkan penurunan angka rasio klaim. Hal ini diantaranya didaat dari makin selektifnya perusahaan asransi umum dalam memilih bisnis.
Misalnya saja di lini asuransi properti, kendaraan bermotor, dan pengangkutan. Penurunan rasio klaim juga terjadi di lini asuransi rekayasa, kesehatan, dan asuransi kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News