Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Di tengah perlambatan kredit, industri perbankan mengincar penyaluran kredit ke proyek infrastruktur yang masih memiliki permintaan.
Misalnya, PT Bank Mandiri Tbk, yang tengah membidik proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol, bandar udara (bandara), serta minyak dan gas yang membutuhkan pendanaan dari perbankan.
“Kami menargetkan pembiayaan kredit ke infrastruktur mencapai Rp 20 triliun sepanjang tahun 2016,” kata Direktur Korporasi Bank Mandiri Royke, Senin (20/6).
Dalam waktu dekat, bank pelat merah ini akan membiayai kredit untuk proyek pertambangan dan jalan tol. Sayangnya, ia belum dapat membocorkan nilai kredit tersebut.
Royke bilang, permintaan kredit korporasi dari infrastruktur masih ada di semester II-2016.
Seperti diketahui, perusahaan berplat merah tengah gencar pembangunan jalan tol dan bandara untuk percepatan pembangunan.
“Kami mengharapkan semester II-2016 akan ada perbaikan permintaan kredit,” tambahnya.
Wajar saja, Mandiri mengharapkan berkah dari proyek infrastruktur. Pasalnya, bank berlogo pita emas ini hanya mencatat pertumbuhan kredit korporasi sebesar 6,1% atau senilai Rp 185,2 triliun per kuartal I-2016 dibandingkan posisi Rp 174,5 triliun per kuartal I-2015. Sektor korporasi memiliki porsi terbesar terhadap total kredit Mandiri.
Hingga akhir tahun ini, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit korporasi sebesar 10% atau mencapai sekitar Rp 217,8 triliun dari realisasi tahun 2015 sebesar Rp 198,8 triliun.
Adapun, kredit korporasi hingga Mei tumbuh 8% dari total portofolio Rp 200 triliun. Perolehan ini sudah lebih baik dibandingkan rata-rata industri yang hanya tumbuh 7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News