Reporter: Nina Dwiantika, Titis Nurdiana | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Mandiri terus menggeber pertumbuhan anorganik. Setelah rencana akuisisi 60% saham Bank Tabungan Negara (BTN) tertunda, Bank Mandiri membidik bisnis perusahaan multifinance.
Kabar teranyar, bank dengan aset terbesar di Indonesia ini berniat mendirikan perusahaan patungan atau joint venture yang bergerak di bidang multifinance. Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Riswinandi, menyatakan, Mandiri ingin menggandeng perusahaan pembiayaan untuk mendirikan perusahaan multifinance.
Mandiri ingin menggarap pembiayaan kendaraan roda dua atau sepeda motor. Kelak, perusahaan ini menyasar pasar luar Jawa. "Perusahaan multifinance yang dibidik beraset sekitar Rp 500 miliar," imbuh Pahala Mansury, Direktur Keuangan, kepada KONTAN, Selasa (29/4).
Saat ini, Bank Mandiri sudah memiliki anak usaha multifinance, yakni Mandiri Tunas Finance. Selama ini, Mandiri Tunas fokus membiayai kendaraan roda empat baru maupun lama. Adapun porsi pembiayaan motor Mandiri Tunas relatif kecil. Pada kuartal I–2014, total pembiayaan Mandiri Tunas sebesar Rp 3,6 triliun, meliputi pembiayaan mobil baru Rp 3,29 triliun, mobil lama Rp 280 miliar, dan motor Rp 102 miliar.
Harjanto Tjitohardjojo, Direktur Mandiri Tunas, mengaku, pihaknya lebih fokus membiayai kendaraan roda empat, mayoritas atau porsi 87% mobil baru. Sisanya mobil bekas dan 3% sepeda motor. Khusus pembiayaan sepeda motor mengalir ke pasar kelas menengah seharga di bawah Rp 100 juta. Mandiri Tunas juga membiayai motor kelas premium di atas Rp 100 juta, seperti Harley-Davidson dan Ducati.
Harjanto bilang, Mandiri selaku induk usaha ingin agar anak usahanya menjadi pemimpin pasar multifinance nasional. Ke depan, Mandiri Tunas ingin menjadi multifinance nomor tiga nasional, dengan pangsa pasar 12%.
Per akhir Maret 2014, kucuran kredit kendaraan bermotor (KKB) Bank Mandiri mencapai Rp 11,08 triliun. Jumlah itu tumbuh setinggi 48% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu senilai Rp 7,48 triliun. Adapun pembiayaan KKB yang disalurkan melalui perusahaan pembiayaan sekitar Rp 9,67 triliun.
Pilih tumbuh anorganik menghadapi MEA
Bank Mandiri terus menyiapkan diri menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai tahun 2015. Agar tidak terlempar dari persaingan, Mandiri perlu memperkuat fundamental perusahaan.
Dus, bank dengan aset terbesar di Indonesia ini tetap melanjutkan rencana pertumbuhan anorganik. Untuk keperluan itu, Mandiri menyiapkan dana sekitar Rp 12 triliun tahun ini. "Sebelum pasar dibuka, kita harus mempersiapkan dulu. Jika terjadi konsolidasi, itu yang kami harapkan," ujar Pahala.
Sejauh ini, rencana Mandiri membeli Bank Tabungan Negara belum kandas. Kementerian BUMN belum mengonfirmasi pembatalan rencana itu. Mandiri siap RUPSLB pada 21 Mei 2014 (Harian KONTAN, 25 April 2014).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News