Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi kesempatan untuk berburu saham-saham murah. Dana Pensiun Bersama Perusahaan Daerah Air Minum Seluruh Indonesia (Dapenma Pamsi) bahkan telah memborong sejumlah saham- saham dengan harga miring.
Direktur Utama Dapenma Pamsi Sularno mengungkapkan, sesuai rencana bisnis tahun ini perusahaan telah mengalokasikan pagu anggaran untuk belanja saham. Sayangnya ia enggan mengungkapkan berapa dana yang dianggarkan untuk diinvestasikan pada saham tersebut.
“Pembelian saham sudah berjalan. Kami membelinya karena harga lumayan rendah dan juga melihat siapa pemilik emiten tersebut” kata Sularno kepada Kontan.co.id, Rabu (18/3).
Beberapa saham yang dibeli seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Ini semua merupakan emiten pelat merah atau bagian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Baca Juga: IHSG anjlok, Dana Pensiun (Dapen) Astra berburu saham-saham murah
Asal tahu saja, keempat saham yang dikoleksi Dapenma Pamsi ini memang tergolong murah. Lihat saja, Kamis (19/3), saham BBRI yang kini ada di level Rp 2.930 atau turun 33,41% sepanjang tahun ini. BMRI juga sudah turun 37,59% sepanjang 2020 dan TLKM melemah 34,01%. Dan saham SMGR pun sudah anjlok 51,04% di sepanjang tahun ini ke Rp 5.875.
Menurutnya, pergerakan pasar modal sudah tidak rasional karena kepanikan wabah virus corona. Agar tidak jatuh terlalu dalam maka dana pensiun diharapkan memperhatikan manajemen risiko serta kewajiban membayar manfaat pensiun jatuh tempo.
Sambil menunggu momentum, investasi bisa diparkir ke surat berharga negara (SBN) maupun deposito. Per 17 Maret 2020, total investasi perusahaan mencapai Rp 5,94 triliun.
Baca Juga: Investasi saham dana pensiun diperkirakan naik tahun ini
Dari jumlah itu, investasi terbesar adalah obligasi yakni 54,29% dari total investasi. Menyusul SBN 23,68%, deposito 12,23%, saham 8,88% dan sisanya tanah bangunan serta penyertaan langsung.
Dengan porsi itu, perusahaan masih berencana menambah investasi ke saham dan surat utang. “Untuk investasi ke saham maksimal 10% sedangkan surat utang pasti akan ditambah,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News