Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah penurunan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,25%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI terus memperkuat struktur pendanaan dan mendorong digitalisasi.
Langkah ini diambil sebagai strategi untuk mengoptimalkan momentum pelonggaran kebijakan moneter yang diampu Bank Indonesia (BI) dan juga dinilai menjadi menjadi peluang besar bagi pertumbuhan kredit dan pemulihan ekonomi nasional.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo mengatakan, pelonggaran kebijakan moneter ini memberikan peluang besar untuk mendorong pertumbuhan kredit dan memperluas akses pembiayaan kepada masyarakat serta pelaku usaha.
Baca Juga: Defisit Transaksi Berjalan Berpotensi Melebar, Peluang BI Rate Turun Makin Kecil
Maka karena hal ini, BNI semakin fokus mengoptimalkan efisiensi struktur pendanaan dengan memperkuat Current Account Saving Account (CASA) berbasis transaksi.
"Kemudian kanal digital menjadi penggerak utama dalam memperbesar CASA sekaligus menekan cost of fund agar tetap kompetitif di tengah tren suku bunga rendah,” ungkap Okki dalam keterangan resmi, Minggu (20/7).
Langkah efisiensi tersebut turut diiringi dengan penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif melalui pendekatan yang terukur dan selektif.
Menurut Okki, BNI tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit agar kualitas aset tetap terjaga, sekaligus menghasilkan imbal hasil (yield) yang optimal dan berkelanjutan.
Baca Juga: BI Rate Tertahan, Biaya Dana Bank Masih Berat di Tangan
Selain memperkuat pendanaan dan penyaluran kredit, BNI juga mendorong transformasi digital untuk memperluas akses layanan pembiayaan. Digitalisasi ini tak hanya mempercepat proses kredit, tetapi juga menciptakan nilai tambah di luar pendapatan bunga.
“Digitalisasi tidak hanya memangkas biaya, tapi juga menciptakan value baru dari sisi fee-based income, sehingga memperkuat struktur pendapatan secara keseluruhan,” tambahnya.
Terakhir Okki menyampaikan bila pihaknya optimistis untuk dapat menjaga stabilitas Net Interest Margin (NIM) hingga akhir 2025.
Selanjutnya: Gempa Magnitudo 7,4 Guncang Lepas Pantai Wilayah Kamchatka, Rusia
Menarik Dibaca: Samsung Z Fold 6 dengan Layar Dua Mode, Bisa jadi Smartphone Sekaligus Tablet
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News