kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.238   36,00   0,22%
  • IDX 6.869   3,42   0,05%
  • KOMPAS100 998   -0,65   -0,07%
  • LQ45 763   -0,58   -0,08%
  • ISSI 225   -0,16   -0,07%
  • IDX30 393   -0,18   -0,05%
  • IDXHIDIV20 454   -1,29   -0,28%
  • IDX80 112   -0,10   -0,09%
  • IDXV30 113   -0,58   -0,51%
  • IDXQ30 127   -0,23   -0,18%

Marak transformasi digital, bank ogah menambah mesin ATM dan EDC


Selasa, 10 September 2019 / 17:37 WIB
Marak transformasi digital, bank ogah menambah mesin ATM dan EDC
ILUSTRASI. Kesiapan dana untuk Natal dan Tahun Baru


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, perbankan kini mulai mengerem penambahan infrastruktur penunjang sistem pembayaran. Sebabnya, hampir seluruh layanan transaksi nasabah kini sudah dapat dilakukan secara digital baik mobile banking maupun internet banking.

Fenomena ini juga membuat bank mengubah kebijakan penambahan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dan electronic data capture (EDC). Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, per Juni 2019 total mesin ATM milik bank mencapai 108,192 unit. Jumlah tersebut hanya mengalami peningkatan 666 unit dalam kurun waktu satu tahun.

Baca Juga: BI: Penjualan eceran Juli 2019 tumbuh 2,4%

Sebaliknya, jumlah mesin EDC milik penyelenggara sistem pembayaran turun cukup drastis. Per Juli 2019, jumlah mesin EDC berkurang sebanyak 340.276 unit dari periode yang sama tahun sebelumnya.

PT Bank Mandiri Tbk memandang, jumlah ATM yang relatif tak banyak bergerak ini disebabkan oleh adanya kebijakan inisiatif Kementerian BUMN untuk mengkonversi seluruh mesin ATM milik Himbara menjadi ATM Link atau ATM Merah Putih.

Thomas Wahyudi, Senior Vice President Transaction and Retail Sales Bank Mandiri menjelaskan, saat ini pihaknya tercatat memiliki 18 ribu jaringan ATM yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dari sebanyak itu, setidaknya ada 16 ribu mesin ATM yang telah dikonversi menjadi ATM Link. Nah, catatan Thomas menyebut saat ini setidaknya sudah terdapat 53 ribu jaringan ATM Link yang tersebar.

Dalam rencana bisnisnya, Bank Mandiri memang tidak punya banyak rencana untuk menambah mesin ATM. Sebab, pihaknya tengah melakukan inisiatif penambahan mesin cash recycle machine (CRM) alias ATM setor tarik.

Baca Juga: Ini lima bank yang menawarkan bunga deposito paling tinggi

"Kami juga melakukan konversi mesin-mesin ATM Mandiri yang sebelumnya hanya bisa setor tunai (cash deposit machine) menjadi ATM setor tarik," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (10/9).

Sayangnya, bank berlogo pita emas ini belum dapat merinci secara detail mengenai hal tersebut. Di sisi lain, kendati jumlah mesin EDC secara industri berkurang, Bank Mandiri tetap akan menambah dan merelokasi ulang EDC di sejumlah merchant yang kurang produktif.

"Saat ini, Bank Mandiri telah memiliki 230 ribu mesin EDC dan terus ditambah untuk memenuhi kebutuhan transaksi cashless," katanya.

Senada, salah satu bank yang paling diuntungkan dengan adanya ATM Link yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengaku sejak inisiatif tersebut dijalankan pihaknya tidak pernah menambah lagi ATM baru.

Namun, Direktur Teknologi Informasi BTN Andi Nirwanto mengatakan pihaknya tetap menambah jumlah EDC hingga saat ini. Hanya saja, sifatnya hanya untuk memenuhi kebutuhan karena kerjasama bisnis tertentu saja.

Baca Juga: Soal anjuran Bank Dunia untuk bentuk divisi baru, Dirut BCA: Itu hanya teori saja

Nah, mengenai menyusutnya jumlah mesin EDC di industri, Andi menilai hal tersebut berkaitan erat dengan maraknya pengembangan dan akuisisi merchant melalui teknologi quick response (QR). "Dengan QR statis (stiker), tidak diperlukan lagi mesin EDC," ungkapnya.

Catatan saja, saat ini BTN memiliki 2.090 unit mesin ATM. Sementara untuk EDC, BTN hingga kini masih dalam tahap pemenuhan perizinan sebagai acquiring. Tercatat, BTN memiliki 130 mesin EDC dan masih bersifat close loops.

"Kalau izin keluar, akan ada penambahan jumlah EDC, namun tidak akan agresif," sambungnya.

Senada dengan BTN, Direktur Teknologi Informasi PT Bank Bukopin Tbk Adhi Brahmantya mengatakan untuk tahun ini pihaknya juga tak berniat menambah ATM. Namun, tetap dilakukan relokasi atau pembaharuan mesin ATM tipe lama ke tipe baru sebanyak 125 unit.

Baca Juga: Bankir: OJK tak perlu ikuti saran Bank Dunia untuk awasi konglomerasi keuangan

Sedangkan untuk EDC, menurutnya saat ini perseroan sudah memiliki 3.000 unit dan tidak akan ditambah. Alasannya, Bukopin tengah melakukan transformasi dari sisi bisnis ke arah digital.

Di sisi lain, aplikasi mobile banking milik Bukopin sudah dapat melayani kebutuhan transaksi melalui telepon pintar lewat pemanfaatan teknologi QR code atau near field communication (NFC).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×