Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Rencana pemerintah membentuk merger reasuransi di Tanah Air demi meningkatkan retensi dan kapasitas bisnis reasuransi memang belum akan terlaksana dalam waktu dekat. Soalnya, seperti pernah diungkapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aksi mengawinkan perusahaan reasuransi pelat merah tersebut membutuhkan Peraturan Pemerintah (PP).
Namun demikian, PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk alias Marein sudah siap mengambil ancang-ancang untuk memperbesar modalnya. “Kami menyiapkan beberapa cara untuk bermodal besar, kami kan emiten, pastilah lebih mudah mencari investor. Di samping, mengundang pemegang saham lama untuk menambah modal,” ujar Yanto J Wibisono, Direktur Operasional Marein, Rabu (14/5).
Asal tahu saja, hingga akhir tahun lalu, Marein mencatat ekuitasnya sebesar Rp 408 miliar atau jauh di atas ketentuan regulator yang mensyaratkan modal minimum perusahaan reasuransi Rp 250 miliar. Perseroan mengincar menggemukkan ekuitasnya hingga Rp 519 miliar pada akhir tahun nanti.
“Saya kira, merger reasuransi baru bisa terlaksana tahun depan. Kami akan mengikuti permodalan merger reasuransi yang terbentuk nantinya. Kalau benar modalnya Rp 2 triliun – Rp 3 triliun, ya kami akan ikuti. Toh, book value saham kami sudah 3X dari ekuitas saat ini, berarti nilai kami sudah Rp 1,5 triliun. Tinggal tunggu waktu yang tepat untuk kami perbesar lagi,” terang Yanto.
Hingga kini, industri reasuransi terdiri dari lima pemain, yakni Tugu Re, Nasre, Reindo, Asei-Re dan Marein sendiri. Dari kelimanya, Yanto mengklaim, market share Marein mencapai 20%. “Jadi, kami tidak masalah jika merger reasuransi terbentuk. Kami siap,” imbuh dia.
Per 31 Maret 2014, Marein membukukan premi bruto sebesar Rp 174 miliar atau turun 12% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Penurunan premi tersebut disebut-sebut karena siklus dan pencatatan saja yang belum masuk hitungan. Adapun, hasil underwriting perseroan mencapai Rp 27,3 miliar atawa naik 44,5% dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 25,8 miliar atau tumbuh 6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News