kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.263.000   -4.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.658   20,00   0,12%
  • IDX 8.184   17,84   0,22%
  • KOMPAS100 1.144   4,60   0,40%
  • LQ45 837   0,23   0,03%
  • ISSI 284   -0,42   -0,15%
  • IDX30 441   0,53   0,12%
  • IDXHIDIV20 509   0,80   0,16%
  • IDX80 128   -0,10   -0,08%
  • IDXV30 138   -0,14   -0,10%
  • IDXQ30 140   -0,44   -0,31%

Margin bunga bank besar paling besar


Kamis, 25 Februari 2016 / 11:04 WIB
Margin bunga bank besar paling besar


Reporter: Galvan Yudistira, Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Petinggi negara dan regulator perbankan belakangan ini sibuk menyoroti rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan di Indonesia. Rupanya, kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV atau bank besar memiliki rasio NIM paling tinggi di atas rata-rata NIM perbankan.

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio NIM Bank BUKU IV mencapai 6,36% per Desember 2015, atau naik 126 basis poin (bps) Desember 2014 yang sebesar 5,10%.

Kenaikan NIM tersebut membuat pendapatan bunga bersih bank BUKU IV meningkat 14,17% menjadi Rp 153,53 triliun hingga Desember 2015. Tahun sebelumnya, pendapatan bunga bersih tercatat Rp 134,75 triliun.

Secara industri, NIM perbankan di tahun lalu meningkat 116 basis poin menjadi 5,39%. Tahun 2014, rata-rata NIM perbankan sebesar 4,23%.

Selain BUKU IV, kelompok BUKU I juga memiliki rasio NIM tinggi. Bank bermodal inti di bawah Rp 1 triliun ini membukukan NIM sebesar 5,89% per Desember 2015. Rasio NIM  ini naik 7 bps dibandingkan posisi 5,82% per Desember 2014.

Margin yang hanya naik tipis ini membuat pendapatan bunga bersih BUKU I turun 5,68% menjadi Rp 8,78 triliun per Desember 2015 dibandingkan Desember 2014 yang mencapai Rp 9,30 triliun.

Sedangkan, untuk BUKU II tercatat memiliki rasio NIM 4,71% per Desember 2015 atau naik 117 bps dibandingkan posisi 3,54% per Desember 2014. Adapun, BUKU III memiliki rasio NIM 4,49% per Desember 2015. NIM ini naik 105 bps dibandingkan posisi Desember 2014.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam sejumlah kesempatan selalu mengatakan akan memberikan insentif bagi bank yang mau menurunkan NIM. Beberapa insentif yang akan diberikan regulator bagi bank yang bisa menurunkan NIM ini ada beberapa. Yakni, pertama, kemudahan pembukaan jaringan kantor. Kedua, perizinan penerbitan produk yang lebih mudah.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad beberapa waktu lalu mengatakan, OJK masih menyempurnakan aturan detail aturan mengenai insentif penurunan margin bank tersebut. Rencananya, aturan yang berbentuk POJK itu akan terbit dalam dua minggu lagi.

“OJK akan memberikan insentif bagi bank yang mau menurunkan NIM, jadi misalnya nanti turun 1% insentifnya apa, turun 2% insentifnya apa,” kata Muliman.

Muliaman mengatakan, tujuan pemberian insentif bagi bank yang bisa menurunkan NIM sesuai ketentuan tertentu dari OJK ini agar cost of fund atau biaya dana perbankan menurun.

Tujuan lain, agar bank lebih efisien dan kompetitif sehingga lebih bisa menguasai potensi pasar di Indonesia menjelang pasar bebas kawasan Asean di sektor perbankan yang dimulai tahun 2020 mendatang.

Menurut OJK, tujuan akhir pemberian insentif penurunan NIM itu berupa efisiensi di perbankan. Harapannya, bila bank semakin efisien, suku bunga kredit bisa ditekan lebih murah lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×