kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih ada potensi kesepakatan kredit sindikasi sampai akhir tahun


Selasa, 03 November 2020 / 20:53 WIB
Masih ada potensi kesepakatan kredit sindikasi sampai akhir tahun
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di kantor cabang BNI,?salah satu bank anggota Himbara di Jakarta. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Penyaluran kredit sindikasi sepanjang tahun ini turun signifikan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2019 akibat pandemi Covid-19. Namun, kesepakatan sindikasi di tiga bulan terakhir sudah jauh lebih besar dibanding tujuh bulan pertama tahun ini. 

Berdasarkan data Bloomberg League Table Reports Global Syndicated Loan, total kredit sindikasi dari sisi mandated lead arranger sepanjang Januari-Oktober 2020 tercatat sebesar US$ 17,83 miliar atau sekitar Rp 256,7 triliun. Itu turun 23,6% dibandingkan capaian  periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar US$ 23,33 miliar. 

Dari tabel tersebut, Bank BNI mencatat perolehan kredit sindikasi paling tinggi yakni US$ 2,92 miliar dari 15 proyek sindikasi. Angka ini memang turun jika dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 3,16 miliar dari 25 proyek, tetapi kenaikannya sudah cukup tinggi jika dibandingkan dengan tujuh bulan pertama tahun ini. Capaian per Juli masih sekitar US$ 733,3 juta. 

Lalu disusul oleh Bank Mandiri dengan capaian US$ 2,43 miliar dari 17 proyek sindikasi atau turun 23,1% yoy dan BRI sebesar US$ 1,15 miliar dari delapan proyek atau turun 48,4%. Sementara dari bank swasta, BCA mencatatkan kredit sindikasi dari sisi bookrunner US$ 487,3 juta dan CIMB Niaga menorehkan US$ 318,03 juta. 

Baca Juga: Bank kian berupaya mendorong pendapatan berbasis biaya dan komisi

Rommel Sitompul, Kepala Divisi Sindikasi dan Solusi Korporasi BNI mengatakan, pandemi Covid-19 telah menekan banyak sektor ekonomi sehingga secara langsung juga berdampak pada pasar sindikasi tahun 2020 ini. "Kesepakatan sindikasi BNI selama 10 bulan pertama tahun ini hanya 63% dari jumlah kesepakatan periode yang sama tahun lalu," ujarnya pada KONTAN, Selasa (3/11).

Meski begitu, BNI melihat masih ada beberapa pipeline kredit sindikasi dalam jumlah cukup signifikan yang lagi berproses dan kemungkinan akan ditutup dalam dua bulan terakhir tahun ini. Rommel bilang, potensi kesepakatan itu berasal dari sektor industri pengolahan dan  infrastruktur.

Hingga September, BNI hanya mengantongi fee based income sebesar Rp 263 miliar dari kredit sindikasi atau turun 19% yoy. Namun, Rommel yakin sampai akhir tahun tingkat penurunannya bakal sedikit lebih landai.

Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, pandemi Covid-19 membuat banyak proyek-proyek pembangunan tertunda karena tingginya ketidakpastian meskipun suku bunga perbankan cenderung turun.  Namun, pembiayaan sindikasi untuk proyek strategis nasional yang digarap oleh BUMN tetap bergairah.

BRI melihat prospek sindikasi sampai akhir tahun masih menjanjikan sebagai motor penggerak fee based income  BRI. Perseroan masih punya pipelie sampai Desember US$ 311 juta yang berasal dari infrastruktur dan smelter dengan potensi fee based income Rp 30,8 miliar.  Sampai akhir tahun, BRI menargetkan FBI dari sindikasi sebesar Rp 157,5 miliar dan sampai September sudah tercapai Rp 140,7 miliar.

Baca Juga: Pendapatan komisi bank menengah dan bank besar naik, berikut penopangnya

Sementara Vera Eve Lim, Direktur Keuangan BCA mengatakan, pihaknya akan terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan kredit sindikasi bersama dengan bank atau lembaga keuangan lainnya dan berkomitmen untuk memberikan kontribusi dalam rangka menggerakkan roda perekonomian nasional. 

"Kami mencermati bahwa kredit sindikasi merupakan sarana memberikan pinjaman kepada nasabah dalam jumlah besar dan butuh tenor panjang," kata Vera.

Per September 2020, oustanding kredit sindikasi BCA mencapai Rp 42 triliun yang disalurkan ke beberapa sektor seperti infrastruktur, pembangkit energi dan tenaga listrik, prasarana umum, transportasi dan logistik, properti dan konstruksi, dan lain sebagainya.

Selanjutnya: Ada pinjaman sindikasi jatuh tempo Februari 2021, Pan Brothers bakal refinancing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×