Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) menargetkan pada tahun 2020 baru bisa memberikan setoran dividen ke pemerintah daerah (pemda). Hal ini lantaran sampai saat ini bank masih merugi.
Sampai Juli 2018, tercatat Bank Banten masih mengalami kerugian Rp 79,7 miliar atau lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 40 miliar.
Kerugian yang makin membengkak ini disebabkan biaya operasioinal naik 17% year on year (yoy) menjadi Rp 197 miliar dari periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 167 miliar. Selain itu pendapatan bunga bersih bank turun 16% yoy menjadi Rp 92,3 miliar.
Meskipun demikian, dari sisi fungsi intermediasi, penyaluran kredit sampai Juli 2018 tercatat sebesar Rp 5,7 triliun atau naik 38% yoy dari Juli 2017 sebesar Rp 4,1 triliun. Selain itu dari sisi pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) Rp 6,7 triliun atau naik 13% yoy.
Kemal Idris, Direktur Bank Banten mengatakan, tahun ini Bank Banten memang tidak bisa optimal dalam meningkatkan laba. “Rasio kecukupan modal kami di angka 12% pada akhir 2017, karena tidak ada setoran modal di 2018, maka ekspansi kredit pada tahun ini terbatas,” kata Kemal dalam paparan publik, Selasa (9/10).
Terakhir tercatat CAR Bank Banten sebesar 10,21%. Sehingga dengan rasio permodalan seperti ini bank tidak akan leluasa melakukan ekspansi.
Kemal mengaku pada tahun ini pertumbuhan kredit Bank Banten sudah optimal. Hal ini ditunjukkan dengan realisasi kredit konsumer sebesar Rp 1,5 triliun atau naik hampir 1000% dibanding tahun lalu.
Sehingga menurut Kemal makin besarnya rugi ini tidak hanya disebabkan karena naiknya biaya operasional tapi juga karena tidak bisa optimalnya ekspansi.
Fahmi Bagus Mahesa, Direktur Utama Bank Banten bilang pada tahun ini bank mengaku likuditas memang agak ketat. “Ini menyebabkan bank banyak mengerem kredit,” kata Fahmi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News