kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih Tertekan, Bisnis Multifinance Mulai Berguguran


Senin, 28 Maret 2022 / 16:35 WIB
Masih Tertekan, Bisnis Multifinance Mulai Berguguran
ILUSTRASI. Multifinance


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pembiayaan atau multifinance menjadi salah satu industri di sektor industri keuangan non bank yang pemainnya banyak berguguran. Bukan tanpa alasan, tekanan bisnis pun mempengaruhi posisi permodalan mereka yang tidak memenuhi ketentuan.

Sepanjang 2021 sendiri, ada 15 perusahaan pembiayaan yang harus gugur dan dicabut izinnya oleh OJK. Adapun, posisi di akhir tahun, jumlah perusahaan pembiayaan yang masih aktif menjalankan kegiatan usahanya ada 161 pemain.

Tak berhenti di situ, di tahun 2022, juga sudah ada perusahaan pembiayaan yang izinnya dicabut. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, ada 2 pemain multifinance yang dicabut izin usahanya yaitu Inti Artha Multifinance dan Intan Baruprana Finance.

“Kebanyakan dari sisi permodalan, mereka gak bisa memenuhi ketentuan, kemudian juga pengelolaan tata kelola, yang akhirnya terpaksa pengawas tidak memberikan pencabutan izin,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK, Riswinandi dalam media gathering, akhir pekan kemarin.

Baca Juga: Mandala Finance Mendapat Pendanaan dari ICD Sebesar US$ 30 juta

Riswinandi pun bilang bahwa pencabutan izin tersebut bukan se merta-merta langsung dilakukan oleh OJK, melainkan telah melalui surat peringatan yang dikirimkan perusahaan. Adapun, saat ini ia pun mengungkapkan ada beberapa perusahaan yang terancam gulung tikar.

Tak menyebutkan jumlahnya, Riswinandi mengungkapkan kalau pengawas saat ini telah meminta beberapa perusahaan tersebut untuk memberikan rencana bisnis yang akan dilakukan untuk memenuhi beberapa ketentuan seperti permodalan.

“Kalau action plan itu tidak terjadi, ya selesai. Kita kan juga sudah kasih kesempatan dan gak saklek-saklek banget,” ungkapnya.

Sementara itu, Riswinandi juga mengungkapkan bahwa sejatinya perusahaan pembiayaan ini masih bisa bertambah. Mengingat, OJK juga tidak melakukan moratorium terhadap industri ini sehingga masih ada peluang pemain yang meramaikan industri ini.

Menurutnya, saat ini sudah ada beberapa investor yang memang melirik industri pembiayaan baik itu akuisisi maupun bikin baru, salah satunya ialah pemain fintech lending. Bukan tanpa alasan, pemain fintech lending bisa naik kelas dengan memberikan pembiayaan dengan konsep Buy Now Pay Later (BNPL) yang saat ini banyak digandrungi.

“Kalau pemain fintech lending masuk menjadi perusahaan pembiayaan malah lebih enak kemampuan fund raising-nya karena boleh menerbitkan MTF atau obligasi, apalagi kan sekarang fintech lending diatur modal tidak boleh berasal dari pinjaman,” ujar Riswinandi.

Baca Juga: Multifinance Incar Pertumbuhan Pembiayaan di Luar Pulau Jawa

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno pun mengakui bahwa fintech lending bisa masuk ke industri pembiayaan untuk menggarap segmen pasar terkait BNPL dengan peluang yang dinilai cukup besar.

Menurutnya, pemain-pemain fintech ini jika masuk sebagai perusahaan pembiayaan ada ruang untuk mengembangkan produknya lebih kreatif. Mengingat, di perusahaan pembiayaan juga diperbolehkan pembiayaan multiguna.

“Dengan modal yang besar, fintech ini melihat potensi untuk misalnya debitur-debiturnya itu tidak membayar bisa dimasukkan dalam daftar debitur kredit macet di dalam SLIK,” imbuh Suwandi.

Terlepas dari itu semua, Suwandi pun berpendapat bahwa pada akhirnya perusahaan-perusahaan pembiayaan yang bertahan di industri ini ialah perusahaan yang memang teruji bisa melewati masa-masa krisis.

“Mereka yang survive adalah memang yang sudah benar-benar melewati masa seperti pandemi, kalau pun ada investor baru, berarti merak tertarik pada  industri ini dengan jumlah penduduk dan kekuatan pasar yang besar,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×