Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. MasterCard Indonesia masih tertarik menikmati kue bisnis lebih besar di Indonesia. Pasalnya, masih ada peluang bagi MasterCard untuk kerja sama bisnis dengan bank-bank di Indonesia seiring kenaikan jumlah kelas menengah. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ini juga tertarik untuk membantu kegiatan sosial di Tanah Air.
“Kami mengincar Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan bank syariah untuk bekerja sama prinsipal,” kata Tommy Singgih, Vice President MasterCard ndonesia, Rabu (1/3). Setidaknya, MasterCard Indonesia dapat bekerja sama prinsipal dengan satu hingga lima bank pada tahun ini. Sejauh ini, MasterCard sudah sudah bekerja sama dengan 22 bank.
Tommy menambahkan, pasar untuk menjaring pemegang kartu kredit maupun debit masih besar di Tanah Air, apalagi jumlah kelas menengah dan kelas atas meningkat. Prinsipal asal negeri Paman Sam ini akan memperbesar pangsa pasar di atas 40% untuk kartu kredit dan di atas 60% untuk kartu debit.
Saat ini, MasterCard Indonesia telah menguasai 40% dari total jumlah kartu kredit yang mencapai 17,49 juta per Januari 2017, dan menguasai 60% dari total kartu debit yang mencapai 130 juta per Januari 2017. “Dari sisi transaksi di kartu kredit dan kartu debit masih besar namun itu tergantung dari transaksi,” papar Tommy.
Lanjutnya, MasterCard Indonesia tak hanya ingin menikmati kue bisnis di sini. Namun, perusahaan juga tertarik untuk menjalankan kegiatan financial inclusion seperti menjadi penyelenggara bantuan sosial secara non tunai. “Bisnis ini memang tidak ada untungnya, namun menjadi peluang untuk perluasan akses dan mendorong transaksi non tunai,” ucap Tommy.
MasterCard Indonesia pernah mengajukan diri untuk memberikan bantuan non tunai pada program besar sejahtera (RASTRA) namun mereka belum dapat memiliki kesempatan tersebut karena tak mendapatkan izin dari pemerintah. Selanjutnya, perusahaan siap jika Bank Indonesia (BI) membutuhkan bantuan untuk program bantuan sosial secara non tunai.
Menurutnya, gerakan financial inclusion harus terus didorong untuk memperluas akses masyarakat kepada nasabah. Terlebih, Indonesia sebagai negara geografis membutuhkan jaringan kantor yang lebih banyak untuk menjangkau seluruh masyarakat. “Kami sendiri telah menyiapkan platfom untuk bantuan sosial secara non tunai jika dibutuhan dan diminta oleh pemerintah dan regulator,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News