kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.819.000   -7.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Masuk Danantara, Bank BUMN Makin Loyal Tingkatkan Dividen


Rabu, 26 Maret 2025 / 20:57 WIB
Masuk Danantara, Bank BUMN Makin Loyal Tingkatkan Dividen
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi melalui ATM salah satu bank Himbara di Jakarta, Kamis (20/1). Pasca bergabung dalam BPI Danantara, bank-bank BUMN kompak menaikkan rasio dividen yang bakal mereka bagikan.


Reporter: Adrianus Octaviano, Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca bergabung dalam Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), bank-bank BUMN kompak menaikkan rasio dividen yang bakal mereka bagikan.

Di mana, dividen yield-nya pun tergolong tinggi mengingat harga saham bank-bank BUMN dalam tren koreksi sejak awal tahun. 

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tercatat membagikan dividen terbesar di antara bank KBMI 4 lainnya. Besaran dividen BBRI tercatat senilai Rp 51,74 triliun atau setara dengan Rp 343,4 per saham.

Dividen BRI tercatat paling besar dikarenakan memiliki rasio dividen yang cukup besar yaitu 85% dari total laba bersih di 2024 yang mencapai Rp 60,15 triliun. Rasio tersebut naik dari tahun sebelumnya yang hanya 80%.

Baca Juga: Sebanyak 60% Saham Seri B Bank BTN (BBTN) Dialihkan ke Biro Klasifikasi Indonesia

Adapun, dengan besaran dividen tersebut, BRI bakal menyetor ke negara senilai Rp 27,68 triliun. Ini mengacu pada kepemilikan negara di saham BRI yang mencapai sekitar 80,61 miliar saham atau setara 53,18% dari total saham beredar.

Selanjutnya, ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang membagikan dividen senilai Rp 43,5 triliun dengan rasio dividennya yang mencapai 78% dari total laba. Adapun, laba bersih Bank Mandiri di tahun buku 2024 senilai Rp 55,8 triliun.

Secara besaran rasio dividen, BMRI juga mendongkrak dari rasio tahun sebelumnya yang hanya 60%. Alhasil, dividen yang didapat tiap pemegang saham senilai Rp 466 per saham naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 353 per saham.

Dari dividen Bank Mandiri, pemerintah akan menerima dividen mencapai 22,62 triliun sebagai pengendali. Nantinya, dividen yang sebelumnya disetorkan ke rekening kas umum negara akan dikelola oleh Danantara.

Tak mau kalah, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turut mengerek rasio dividen dari kinerja tahun buku 2024 yang mencapai 65% atau senilai Rp 13,9 triliun. Rasio dividen tersebut juga naik dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar 50% dari total laba bersih BNI.

 

Dengan besaran tersebut, setiap pemegang saham akan mendapat dividen senilai Rp 374 per saham. Artinya, negara sebagai pengendali bank berlogo 46 ini bakal mendapat jatah dividen senilai Rp 8,37 triliun.

Terakhir, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) ikut ramai-ramai meningkatkan rasio dividen yang berdampak pada penerimaan negara. Adapun, rasio dividen BTN untuk tahun buku 2024 mencapai 25% dari tahun sebelumnya hanya 20%.

Baca Juga: Saham Bank BUMN Anjlok, Komisi XI DPR Tegaskan Fundamental Bagus

Rasio dividen tersebut menghasilkan dividen per saham yang bakal didapat sekitar Rp 53,57 per saham. Artinya, pemerintah bakal kebagian jatah untuk dividen dan bakal dikelola oleh Danantara sekitar Rp 451 miliar.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi bilang bahwa besaran dividen tersebut mencerminkan upaya manajemen untuk terus berkontribusi secara optimal dalam pembangunan nasional serta memperkuat posisi sebagai mitra finansial utama pilihan nasabah.

"Keputusan ini juga menunjukkan dukungan kuat dari pemegang saham kepada manajemen untuk mengakselerasi rencana ekspansi bisnis perseroan," jelas Darmawan.

Secara fundamental, Darmawan bilang besaran dividen tersebut telah mempertimbangkan posisi likuiditas serta struktur permodalan Bank Mandiri dalam mendukung rencana di tahun 2025. 

Setelah pembagian dividen, ia menyampaikan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Mandiri sampai dengan akhir tahun nanti diproyeksikan tetap kuat di kisaran level 19% - 20%.

Sependapat, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa dalam memperhitungkan pembayaran dividen, BRI telah melihat beberapa aspek. Utamanya, struktur modal yang kuat dan likuiditas yang cukup untuk ekspansi bisnis.

“CAR perseroan diproyeksikan terjaga di atas 19% dalam jangka panjang,” ujar Hendy (24/3).

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus  Audi mengungkapkan dengan adanya Danantara, saat ini ada fokus yang tampak bahwa pemerintah melakukan optimalisasi dari dividen BUMN, termasuk perbankan. Di mana, tujuannya akan diarahkan pada proyek strategis. 

“Kekhawatirannya adalah ruang untuk ekspansi pada bisnis utama menjadi berkurang,” ujar Audi.

Namun, ia sepakat bahwa pembagian dividen yang besar pada akhirnya bisa memantik minat investor saham untuk mengoleksi saham-saham perbankan. Ini tercermin dari kenaikan harganya di hari-hari pasca pengumuman dividen.

Baca Juga: Bos OJK, BI dan Bank BUMN Bertemu Prabowo di Istana, Diminta Dorong Inklusi Keuangan

Penguatan ini diperkirakan dapat berlangsung dalam jangka menengah seiring dengan potensi relaksasi kebijakan moneter sehingga mendorong demand kredit. 

Misalnya, BBTN yang pada penutupan perdagangan Rabu (26/3) naik hingga 9,15% dari hari sebelumnya. Selanjutnya, BBNI juga naik hingga 8,97% dari harga penutupan di harga sebelumnya.

“Penguatan ini kami perkirakan dapat berlangsung dalam jangka menengah seiring dengan potensi relaksasi kebijakan moneter sehingga mendorong demand kredit,” tambah Audi.

Sementara itu, Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan melihat memang ada kemungkinan bahwa dividen jumbo ini menjadi bagian dari strategi konsolidasi keuangan pemerintah. Menurutnya, ini menjadi cara efisien bagi pemerintah untuk menghimpun dana tanpa menambah utang.

Namun, dari sisi perbankan, ia mengingatkan pembagian dividen besar tentu mengurangi laba ditahan. Dalam jangka panjang, ia bilang ini bisa berpengaruh terhadap ruang ekspansi dan penguatan modal internal. 

Baca Juga: Prospek Bergantung Pada Hasil RUPS Bank BUMN

“Meski begitu, selama rasio CAR dan profitabilitas tetap kuat, seperti yang ditunjukkan BBRI dan BMRI, dampaknya masih bisa dimitigasi,” ujarnya.

Ia bilang kenaikan signifikan saham-saham bank BUMN dalam beberapa hari terakhir memang didorong oleh valuasi yang murah serta ekspektasi pembagian dividen besar pasca RUPS. 

Alhasil, Ekky melihat momentum tersebut membuat saham-saham perbankan menjadi incaran karena dividend yield-nya meningkat secara menarik. Terlebih, di tengah kondisi pasar yang masih wait and see.

“Namun, kenaikan ini saya nilai lebih bersifat jangka pendek, dan kemungkinan akan bertahan hingga menjelang cum date dividen,” tandasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×