Reporter: Adrianus Octaviano, Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
Sependapat, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa dalam memperhitungkan pembayaran dividen, BRI telah melihat beberapa aspek. Utamanya, struktur modal yang kuat dan likuiditas yang cukup untuk ekspansi bisnis.
“CAR perseroan diproyeksikan terjaga di atas 19% dalam jangka panjang,” ujar Hendy (24/3).
VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi mengungkapkan dengan adanya Danantara, saat ini ada fokus yang tampak bahwa pemerintah melakukan optimalisasi dari dividen BUMN, termasuk perbankan. Di mana, tujuannya akan diarahkan pada proyek strategis.
“Kekhawatirannya adalah ruang untuk ekspansi pada bisnis utama menjadi berkurang,” ujar Audi.
Namun, ia sepakat bahwa pembagian dividen yang besar pada akhirnya bisa memantik minat investor saham untuk mengoleksi saham-saham perbankan. Ini tercermin dari kenaikan harganya di hari-hari pasca pengumuman dividen.
Baca Juga: Bos OJK, BI dan Bank BUMN Bertemu Prabowo di Istana, Diminta Dorong Inklusi Keuangan
Penguatan ini diperkirakan dapat berlangsung dalam jangka menengah seiring dengan potensi relaksasi kebijakan moneter sehingga mendorong demand kredit.
Misalnya, BBTN yang pada penutupan perdagangan Rabu (26/3) naik hingga 9,15% dari hari sebelumnya. Selanjutnya, BBNI juga naik hingga 8,97% dari harga penutupan di harga sebelumnya.
“Penguatan ini kami perkirakan dapat berlangsung dalam jangka menengah seiring dengan potensi relaksasi kebijakan moneter sehingga mendorong demand kredit,” tambah Audi.
Sementara itu, Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan melihat memang ada kemungkinan bahwa dividen jumbo ini menjadi bagian dari strategi konsolidasi keuangan pemerintah. Menurutnya, ini menjadi cara efisien bagi pemerintah untuk menghimpun dana tanpa menambah utang.
Namun, dari sisi perbankan, ia mengingatkan pembagian dividen besar tentu mengurangi laba ditahan. Dalam jangka panjang, ia bilang ini bisa berpengaruh terhadap ruang ekspansi dan penguatan modal internal.
Baca Juga: Prospek Bergantung Pada Hasil RUPS Bank BUMN
“Meski begitu, selama rasio CAR dan profitabilitas tetap kuat, seperti yang ditunjukkan BBRI dan BMRI, dampaknya masih bisa dimitigasi,” ujarnya.
Ia bilang kenaikan signifikan saham-saham bank BUMN dalam beberapa hari terakhir memang didorong oleh valuasi yang murah serta ekspektasi pembagian dividen besar pasca RUPS.
Alhasil, Ekky melihat momentum tersebut membuat saham-saham perbankan menjadi incaran karena dividend yield-nya meningkat secara menarik. Terlebih, di tengah kondisi pasar yang masih wait and see.
“Namun, kenaikan ini saya nilai lebih bersifat jangka pendek, dan kemungkinan akan bertahan hingga menjelang cum date dividen,” tandasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News