Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang tarif dagang belakangan ini yang dipicu kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berpotensi menimbulkan dampak bagi perekonomian global. Mengenai hal itu, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) di bidang modal ventura, MDI Ventures, menilai adanya perang dagang berpotensi meningkatkan penurunan pendapatan dan daya beli masyarakat Indonesia.
Meksipun ada kekhawatiran dari perang tarif, CEO MDI Ventures Donald Wihardja menganggap saat ini masih terbuka banyak kesempatan bagi modal ventura untuk masuk memberikan pendanaan ke berbagai sektor.
"Jadi, kami di modal ventura terus mencari-cari start-up yang bisa bertumbuh di iklim saat ini," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (11/4).
Baca Juga: MDI Ventures Salurkan Pendanaan ke Cyfirma, Perusahaan Keamanan Siber Asal Singapura
Menurut Donald, sektor seperti fintech peer to peer (P2P) lending masih akan terus berpotensi tumbuh dan dapat didanai. Namun, dia mengatakan pendanaan yang disalurkan ke sektor seperti fintech lending harus berlandaskan juga pada kehati-hatian.
"Selain itu, sektor digital yang bisa memberikan cost savings, seperti health tech, digital entertainment, hingga edutech, juga berpotensi didanai," tuturnya.
Donald juga menganggap bidang start-up yang mengembangkan artificial intelligence (AI) dan cybersecurity juga bisa dilirik. Sebab, dia melihat sektor tersebut juga masih tinggi permintaannya untuk saat ini.
Meski ada beberapa sektor yang dianggap bisa didanai, Donald menyebut pihaknya tetap mengedepankan prinsip hemat dan berhati-hati.
"Tentunya kami dituntut untuk berhemat dan berhati-hati dalam menggunakan uang untuk growth. Paling utama mengedepankan pertimbangan untuk meraih profitabilitas dan pertumbuhan Gross Merchandise Value (GMV)," kata Donald.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pembiayaan atau penyertaan industri modal ventura akan meningkat 3%-4% pada 2025. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan angka proyeksi itu didapatkan berdasarkan data rencana bisnis tahunan yang diterima OJK dari perusahaan modal ventura untuk 2025.
Baca Juga: MDI Ventures akan Salurkan Pendanaan ke Sektor AI hingga Fintech P2P Lending di 2025
"Pembiayaan atau penyertaan modal ventura mengalami peningkatan 3,72% untuk 2025 atau dalam rentang 3%-4%. Dengan demikian, tidak lagi terkontraksi seperti pada 2024," ungkapnya dalam konferensi pers RDK OJK, Jumat (11/4).
Agusman optimistis proyeksi itu bisa tercapai karena regulator juga sudah meluncurkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 25 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura (PMV) dan PMV Syariah. Adapun POJK itu diluncurkan dengan tujuan memperkuat pengembangan industri modal ventura.
Salah satu poin ketentuan yang tertuang dalam POJK Nomor 25 Tahun 2023, yaitu adanya aturan soal klasterisasi usaha dari modal ventura baik itu berupa Venture Capital Corporation (VCC) maupun yang bersifat pembiayaan atau Venture Debt Corporation (VDC).
"Dengan demikian, modal ventura akan lebih fokus dan optimal dalam menjalankan usaha dengan adanya kedua klasterisasi tersebut," tuturnya.
Sebagai informasi, OJK menyampaikan pembiayaan modal ventura per Februari 2025 sebesar Rp 16,34 triliun. Nilai tersebut terkontraksi sebesar 0,93% Year on Year (YoY).
Baca Juga: MDI Ventures: Sektor Fintech Hingga AI Masih Menarik Untuk Diberikan Pembiayaan
Selanjutnya: Penentuan Penghuni Indeks MSCI Bakal Lebih Ketat, Begini Pengaruhnya ke Pasar Saham
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok 14-15 April, Siaga Hujan Sangat Lebat di Daerah Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News